Menguak Fakta di Balik Mitos Masjid Agung Keraton Buton yang Konon Bisa Keluarkan Suara Adzan dari Mekkah

Masjid Agung Keraton Buton merupakan masjid sederhana yang dibangun pada tahun 1712 oleh Sultan Sakiuddin Durul Alam Kesultanan Buton. Keberadaan masjid ini menjadi bukti atau lambang kejayaan Islam pada masanya.Konon masjid ini dibangun di atas pusena tanah atau pusatnya bumi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Dalam kehidupan keseharian, mayoritas masyarakat Indonesia memang tak bisa lepas dari mitos. Termasuk salah satunya mitos yang dipercayai hingga kini oleh masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya mitos tentang Masjid Agung Keraton Buton.

Masjid Agung Keraton Buton merupakan masjid sederhana yang dibangun pada tahun 1712 oleh Sultan Sakiuddin Durul Alam Kesultanan Buton. Keberadaan masjid ini menjadi bukti atau lambang kejayaan Islam pada masanya.

Baca juga: Mengenal Masjid Tertua di Indonesia dan Tradisi Unik Bagi Jamaah Tarekat Aboge

Salah satu mitos tentang Masjid Agung Keraton Buton yang masih dipercaya hingga kini adalah, masjid ini dibangun di atas pusena tanah atau pusatnya bumi. Pusena tanah tersebut berupa pintu gua di bawah tanah yang berada tepat di belakang mihrab. Disebut pusena tanah karena dari lubang gua tersebut konon bisa mengeluarkan suara azan dari Mekkah.

Namun seperti apa faktanya? Benarkan bahwa lubang gua di bawah masjid tertua di Sulawesi Tenggara ini benar-benar bisa mengeluarkan suara adzan dari Mekkah?

Masyarakat setempat masih percaya akan mitos Masjid Agung Keraton Buton. Foto: adhelbuton

Menurut informasi dari simas.kemenag.go.id, cerita tersebut tidaklah benar. Menurut Imam Masjid Agung Wolio, La Ode Ikhwan, lubang di masjid itu sebenarnya dahulu adalah pintu rahasia untuk menyelamatkan Sultan Buton jika diserang musuh.

Baca juga: Mengintip Cantiknya Masjid Salman Al Farizi Malang yang Mirip Taj Mahal di India

Di dalam lubang gua tersebut terdapat lima jalan rahasia ke sejumlah tempat di kompleks benteng. Salah satu jalan rahasia itu ada yang tembus ke selatan benteng.

Ketika Masjid Agung Keraton Buton direhabiltasi pertama pada masa Sultan Muhammad Hamidi pada 1930-an, pintu gua ditutup semen sehingga liangnya menjadi kecil dan sebesar bola kaki. Agar tidak menimbulkan persepsi lain yang aneh-aneh dari masyarakat, maka lubang ditutup dan di atasnya dibuat tempat imam memimpin salat.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU