Kekhawatiran Para Cewek yang Sering Bikin Mereka Gagal Solo Backpacking

Jangan mikir aneh-aneh!Semua cewek bisa solo backpacking asal mantapkan niat.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Saat ini traveling menjadi kegiatan yang makin diminati oleh banyak orang, hal ini terbukti dengan banyaknya program televisi nasional yang menampilkan berbagai keseruan traveling. Mulai dari MTMA, Weekendlist, Jejak Petualang, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kadang, tayangan di televisi membuat saya ingin sekali keluar dari zona nyaman dan traveling ke suatu tempat sendirian alias solo traveling. Tapi, entah mengapa ada saja pikiran dan celoteh yang bikin saya gagal traveling. Kamu para cewek mungkin pernah mengalami apa yang saya alami ini. Tapi hal ini berbeda dengan Echi, si editor Phinemo yang selalu berhasil dengan rencana solo backpackingnya, baik dalam maupun luar negeri.

Sendirian di Batu Cave, Kuala Lumpur Malaysia, untung ada yang mau motoin. Foto Echi

Mau tahu bagaimana Echi menepis segala hal yang menghalangi dia untuk solo backpacking? Check it out!

1. Cewek identik dengan hal lemah, maka dari itu bawalah alat perlindungan diri melakukan hal-hal simpel ketika solo backpacking

Di jaman yang sudah serba modern seperti sekarang ini, cewek bukanlah makhluk yang bisa dianggap lemah. Meskipun Echi mengaku ia bukanlah sosok yang memiliki ilmu kekebalan tubuh dan ilmu beladiri, namun ia selalu memiliki cara untuk bisa menghindari hal-hal yang mungkin bisa berakibat buruk dalam perjalanan solo backpackingnya. Seperti membawa pepper spray, menghindari tempat gelap dan sepi, menyimpan nomor kantor polisi,  tak menggunakan perhiasan mencolok serta tak menenteng kamera di keramaian. Semua hal bisa diakali meskipun cewek adalah makhluk lemah.

“Sebenernya aku khawatir pas solo backpacking sih, karena memang cewek itu “lemah”. Aku juga parno, secara aku nggak bisa beladiri. Nggak punya ilmu kanuragan juga. Tapi bukan berarti gak bisa jalan-jalan sendiri. Tipsnya sih, membawa peralatan perlindungan diri seperti pepper spray, membawa tas ransel bukan slempang yang lebih berpotensi di jambret, menjauh dari tempat gelap dan sepi, menyimpan nomor telpon kantor polisi atau rumah sakit daerah tersebut, jangan menggunakan perhiasan mencolok atau menenteng-nenteng kamera. Pokoknya hindari melakukan hal yang mengundang tindak kejahatan.” Jelas Echi

2. Masih berpikir bahwa solo backpacking tidak aman bagi seorang cewek?

Well, setiap orang memang memiliki prioritas dan impian masing-masing dalam hidup. Ketika Kamu yakin dengan impian solo backpackingmu, maka semua hal yang Kamu yakini pasti akan membuatmu aman. Yap! Itu juga yang diyakini oleh sosok Echi.

“Solo backpacking itu aman! Dan yang bikin aku yakin adalah impianku. Karena setiap kali jalan-jalan itu ada impian yang ingin aku wujudkan. Jadi, kalau niatnya udah mantep ya mantep aja. Oiya selain itu, sekarang ini kan cewek solo traveler nggak sedikit. Aku sering baca blog mereka, nonton vlognya nah itu yang bikin aku yakin. Kalau mereka bisa kenapa aku nggak?” Ujar Echi

3. Solo backpacking memang nuntut buat sendiri, tapi bukan berarti bikin ‘kesepian’

Bagi Echi, sendiri bukan berarti kesepian. Echi selalu punya cara untuk membuat kesendiriannya bikin kesepian dengan chat ke beberapa teman dan mendengarkan lagu dari band kesukaannya, Coldplay.

“Sendiri bukan berarti kesepian lho, aku bisa nikmati kesendirian tapi kesepian itu biasanya muncul pas lagi bête. Karena nggak ada yang diajak curhat. Yah, paling lewat chat. Tapi, kalau aku chatting sama temen nanti malah bikin khawatir mereka yang di rumah. Ya satu-satunya cara ya dinikmati kesepian itu.” Ujar Echi

4. Solo backpacking bisa menjadi area belajar bagi cewek pemalu dan pendiam

Setahun mengenal Echi membuat saya sedikit banyak tahu tentang kepribadiannya. Dibalik sikapnya yang ceria, sebenarnya dia cukup pendiam dan pemalu. Echi mengaku bahwa solo backpacking ternyata membawa dia menjadi orang yang lebih percaya diri dan belajar untuk menyapa orang lain terlebih dahulu.

“Sebenarnya aku itu orang yang pemalu, sebelumnya. Tapi aku belajar menyapa dan ngajak ngobrol. Nah, tapi gak semua orang tak ajak ngobrol. Aku lihat-lihat dulu orangnya. Mainin intuisi lah, kalau dia keliatannya orang baik-baik dan gak lagi sibuk, aku sapa dia. Minimal senyum dulu deh. Nah, setelah itu baru deh basa-basi ngobrol. Traveling bakal “maksa” kamu buat berinteraksi dengan sekitar, mau nggak mau.” Ujar Echi

5. Jika Kamu tipe orang yang cepat bosan, solo backpacking nggak akan bikin Kamu bosan meski sedang jalan sendiri

Jalan sendiri nggak berarti membosankan. Karena sejatinya Kamu bisa membawa dirimu sendiri kemanapun Kamu mau ketika solo backpacking. Tapi, jika Kamu tipe orang yang mudah bosan, Kamu bisa berjalan menyusuri tempat yang Kamu kunjungi, Kamu pasri akan menemukan hal-hal menarik yang tak Kamu duga.

“Aku termasuk orang yang betah buat duduk bengong melihat lalu lalang orang lewat atau melihat orang melakukan segala aktifitasnya. Kalau tiba-tiba bosan ya aku tinggal jalan aja entah kemana. Karena kan biasanya destinasi tujuanku masih tempat baru. Pokoknya get lost aja. Kayak pas lagi di Phuket kemarin. Aku nyewa sepeda trus muter-muter kota gitu. Ngelihat warga lokal. Gitu doang juga udah seneng sih hahahhaha” Ujar Echi

6. Meskipun pergi bersama teman itu lebih baik dan asik daripada solo backpacking, tapi.. coba praktikkan!

Sejatinya pergi bersama teman dan pergi sendiri memiliki tingkat kebahagiaan yang cukup berbeda. Bagi Echi, pergi bersama teman berarti bisa puas menggila tapi ada hal yang mungkin tak tertumpah, tapi ketika solo backpacking atau pergi sendiri seperti bertemu dengan kawan lama dan berkomunikasi dengannya dan menepis kebosanan dalam satu raga.

Menurut aku, pergi sama temen atau jalan sendirian sama asiknya sih. Kalau sama temen lebih asik dan seru mungkin. Karena bisa “menggila”. Tapi saat jalan sendirian pun menyenangkan. Aku bisa menggila dengan diri sendiri. Bebas ngelakuin hal yang aku mau. Lebih kenal diriku sendiri juga jadinya. Yah, solo traveling bikin aku belajar bagaimana harus berdamai dengan diri sendiri saat mengalami kebosanan.

7. Homesick membuat solo backpacker bisa belajar dan selalu bersyukur

Bagi seseorang yang terbiasa dengan orangtua, solo backpaking akan sedikit membuatmu merasa baper. Yap, karena bangun nggak ada yang ngebangunin, makan nggak ada yang masakin, dan semuanya serba dilakuin sendiri. Tapi justru dengan solo backpacking Kamu bakal belajar dan bersyukur. Yakin, deh!

“Pas solo backpacking itu nyiksanya pas lagi sakit dan kangen bapak ibu gitu. Bikin baper. Akhirnya curhat sama diri sendiri hehehhe.” Ujar Echi

8. Jangan takut kehabisan uang saat solo backpacking, Kamu bisa mengatasinya dengan minta bantuan teman

Saat ini banyak kemudahan menggunakan berbagai peralatan komuniksi dan sistem transfer uang di dunia, jika memang terjepit dengan masalah uang, Kamu bisa kok minta transfer sama temanmu di Indonesia. Yakin deh! Semua hal nggak bakalan bikin Kamu gagal solo backpacking, meskipun Kamu sedang kehabisan uang di negara orang.

“Saya pernah hampir kehabisan uang di Hatyai. Nggak abis-bis sih, tapi cuma tinggal beberapa perak dan nggak cukup buat beli makan. Wkkwkwkwk.. akhirnya aku hubungi teman, minta tolong buat dikirimin duit. Yah, biar lebih aman sih, bawa uang lebih” Ujar Echi

9. Kalau nggak diijinin sama orangtua, pacar, dan teman gimana?

Ijin itu hal yang bikin deg-deg ser. Ya diusahakan Kamu ijinnya yang bener biar orang disekitarmu mendukung. Bikin intro cerita yang panjang biar mereka percaya. Atau kepoin artikel: INFOGRAFIS: 8 Trik Minta Izin traveling pada Orang Tua.

“Aku selalu ngomong jujur sama orang tua. Pergi kemana dan sama siapa aja. Alhamdulillah, diijinin. Cuma, kadang harus izin pake jurus white lie gitu. Bilangya ke Singapura karena tugas kantor, padahal kan, enggak.. hehehe .. #ups” Ujar Echi

***

“Sebenarnya solo backpacking itu nggak semenakutkan yang Kamu pikirkan, kalau aku bisa kenapa kamu nggak?”

 

Baca juga:

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU