Wujud Dieng Zaman Dulu VS Sekarang

Inilah wujud Dieng zaman dulu. Ternyata banyak yang sudah berubah dari Dieng.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Siapa sih yang tidak tahu Dataran Tinggi Dieng? Destinasi yang berada di Jawa Tengah ini memang cukup fenomenal karena tempat ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Mulai dari gunungnya hingga kawah dan danaunya. Bahkan Dieng memiliki julukan ‘negeri di atas awan’ karena letak dan keindahannya itu.

Tidak percaya? Lihatlah fakta unik Gunung Prau.

Lalu bagaimanakah wujud Dieng pada masa lalu? Apakah memang seindah sekarang? Simak foto-foto Dataran Tinggi Dieng pada masa lalu dan sekarang.

Di zaman kolonial, Telaga Warna masih surut lho airnya

Telaga Warna dulu masih agak surut dibandingkan sekarang.

Foto hitam putih di atas adalah foto Telaga Warna pada masa kolonial Belanda. Jika dibandingkan dengan sekarang, air telaga pada masa kolonial ternyata lebih surut. Pepohonan hijau yang menjadi ciri khas Telaga Warna juga belum tumbuh subur seperti sekarang ini. Meskipun begitu area perbukitan di masa kolonial tetap memperlihatkan kecantikannya.

Soal fasilitas, dulu tentu belum ada fasilitas untuk rekreasi. Beda dengan zaman sekarang yang menuntut kita untuk melakukan aktivitas dan foto-foto untuk dibagikan di Instagram.

Pemandangan Kawah Sikidang cukup berubah setelah munculnya spot Instagenik yang dibuat oleh warga

Wujud Kawah Sikidang tempo dulu dan sekarang. Foto Kiri: Foto pada masa kolonial, Foto Kanan oleh wulanncahyaa

Dua foto di atas adalah foto Sikidang pada masa lampau dan sekarang. Dua foto ini terlihat cukup berbeda karena saat ini banyak sekali spot foto unik untuk menambah minat wisatawan untuk datang ke Kawah Sikidang.

Foto hitam putih masa lalu Kawah Sikidang di atas diambil pada masa kolonial, tidak heran jika Kawah Sikidang dulu dan sekarang terlihat sangat berbeda.

Kawah Sikidang sendiri merupakan sebuah kawah yang konon merupakan bekas letusan gunung berapi di Kawasan Dataean Tinggi Dieng bertahun-tahun lalu.

Desa Sembungan yang terkenal miliki keindahan ternyata banyak berubah juga

Desa Sembungan tak banyak berubah, hanya saja terlihat memiliki bangunan yang makin banyak.

Foto hitam putih Desa Sembungan di atas adalah foto yang diambil pada tahun 1914 di mana Kolonial Belanda masih menjajah Indonesia. Pada masa itu bukit di sekitar Desa Sembungan terlihat gundul dan rumah warga tak begitu banyak. Sekarang, area perbukitan itu kini telah menghijau dan rumah-rumah warga makin tinggi.

Candi Pandawapun berubah drastis, makin cantik!

Candi Pandawa dulu (1928) dan sekarang.

Jika dilihat dengan seksama, Kawasan Candi Pandawa memang sangat berubah derastis. Bahkan Di sekitar Candi rerumputan liar masih tumbuh dan masih ada rawa dangkal di sekitarnya. Beberapa bagian candi di tahun 1928 pun terlihat rusak parah. Karena pemugaran, Candi Pandawa yang dulunya hancur kini kembali berdiri dengan tegak. 

Candi Arjuna dulu dan sekarang.

Untuk kebutuhan wisata, kini rumput di area ini selalu dipotong agar tetap terlihat cantik. Candi Arjuna pun mendapatkan perlakuan yang sama sehingga pemandangan Candi-candi di Dieng kini makin terlihat cantik.

Telaga Menjer juga banyak berubah

Telaga warna tahun 90 an dan Telaga Warna sekarang.

Dulu Telaga Menjer tak seperti sekarang ini, beberapa jembatan pun masih dibangun pada masa kolonial. 

Saat ke Dieng dari arah timur, Kamu pasti melewati kawasan Kledung

Area Kledung berubah.

Area ini berubah drastis. Pepohonan sekarang berubah menjadi tiang lampu dan listrik. Bahkan area perkebunanpun terlihat lebih luas dari pada sekarang. 

Yap, semua nampaknya cukup berubah di Dieng. Bahkan jalan yang menjadi akses ke Diengpun terlihat masih belum menggunakan aspal.

Baca juga Mitos mengenai Gunung Prau, gunung paling hits di Dieng.

Yang masih sama dari Dieng adalah kabut tebalnya

Kabut tebal menjadi ciri khas Negeri Atas Awan ini, baik zaman dulu ataupun zaman sekarang.

Kalau Kamu tanya apa yang masih terlihat sama dari Dieng adalah pemandangan kabut tebalnya. Meskipun bangunan dan wajah Dieng berubah namun kabut ini masih selalu terlihat saat pagi menyingsing. Bahkan pada bulan Juli hingga Agustus suhu di Dieng bisa sampai minus. Suhu ini membuat rumput dan perkebunan warga membeku.

Baca juga kuliner lezat khas Dieng.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU