Ada 3 istilah traveling yang mungkin Kamu pun tahu istilah itu. Tapi belum tentu juga Kamu menerapkannya saat Kamu traveling atau bahkan naik gunung sekalipun. Ini istilahnya :
Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak,
Jangan ambil sesuatu kecuali kecuali foto,
Jangan membunuh apapun kecuali waktu.
Benar nggak sih? Tapi pada kenyataanya Kamu tidak menghiraukan hal itu. Banyak sekali tujuan kenapa orang harus traveling. Pertama, mungkin karena dia merasa bosan dengan rutinitas dan merasa penat sehingga dia butuh traveling. Kedua mungkin dia hanya sekedar hobi dan ketiga karena passion.
Meskipun Kamu mengatakan serentetan alasan kenapa Kamu harus traveling, Kamu pun harus tahu tentang 3 istilah traveling yang intinya adalah menjaga dan melestarikan.
Jika Kamu datang ke sebuah situs purbakala yang perlu Kamu lakukan adalah mencari tahu cerita sejarah yang pernah terjadi di tempat itu. Candi misalnya Kamu bisa cari tahu kenapa candi itu ada di sana! Bagaimana peranan candi itu pada masanya.
Misalnya Kamu mau foto-foto pun tidak ada yang melarang tapi yang sopan ya. Jangan sampai Kamu membuat ulah dengan naik di atas candi hanya untuk mendapatkan angel yang menurut Kamu baik dan ekstream. Tapi jatuhnya Kamu justru merusak candi yang mungkin sudah tidak utuh lagi susunan batunya.
Selain itu banyak juga ditemukan beberapa candi yang dipahat dengan nama mereka. Seperti ini kan namanya merusak situs sejarah. Candi yang dibangun berabad-abad lalu sekarang ternoda dengan pahatan nama anak-anak alayers.
Selain aktraksi foto di atas candi, banyak juga kasus perusakan alam yang dilakukan oleh pengunjung yang mungkin mereka mengaku seorang traveler. Perusakan alam itu sepeti halnya aksi vandalisme, perusakan bunga di tempat wisata yang sempat jadi viral di media sosial.
Nggak cuma di darat aja sih, perusakan alam pun terjadi di laut seperti perusakan karang yang dilakukan oleh pengunjung. Awalnya mereka ingin melihat keindahan alam bawah laut, tak yang ada mereka justru menginjak-injak batu karang dan akhirnya rusak.
Lebih baik Kamu menerima ketika dikatakan anak maman dan anak rumahan daripada Kamu sok jadi petualang tapi merusak. Traveling saat ini kan menjadi sebuah lifestyle yang seolah-olah keren kalau ditiru. Emang keren sih! Tapi kalau kedatanganmu hanya untuk merusak lebih baik diam di rumah saja.
Faktanya Kamu malu dikatakan anak rumahan dan memilih untuk traveling. Kalau sudah begitu cobalah bersikap bijak dan santun saat datang ke tempat wisata. Jadilah tamu yang baik dan sopan, hargai tuan rumah yang sudah menjaga dan merawat tempat itu untuk dinikmati banyak orang.
***
Sekarang Kamu tinggal milih. Mana yang cocok buat Kamu. Apakah Kamu lebih cocok jadi anak rumahan yang nggak doyan traveling atau seorang traveler. Nah, kalau pilihan Kamu jatuh pada opsi terakhir maka Kamu harus menjadi seorang smart traveler.
Traveler yang peduli terhadap lingkungan saat ini sangat dibutuhkan. Traveling nggak cuma datang, bikin ulah dan pulang. Oh iya, hal ini juga dapat Kamu terapkan juga kalau Kamu traveling ke Luar negeri ya!