Tradisi Ngerebeg Bali, Ritual Suci Menghias Tubuh Agar Terlihat Seram

Tradisi Ngerebeg Bali dilaksanakan di Desa Tegallalang, sehari menjelang Karya Piodalan di Pura Duur Bingin setiap 210 hari sekali.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Tradisi ngerebeg Bali ialah serangkaian piodalan di Pura Duur Bingin, Desa Tegallalang, Bali. Tradisi unik ini, diikuti ratusan anak-anak dari tujuh banjar di Desa Tegallalang, yang sudah menghiasi diri dengan beraneka warna dan pernak penik.

Tradisi turun-temurun ini dilaksanakan sebagai upaya masyarakat untuk memohon keselamatan. Selain anak-anak yang dihiasi dengan warna-warni, ritual juga dilakukan dengan persembahyangan hingga nunas pica (nasi dan lawar) yang dilakukan dengan cara megibung.

Baca Juga: Ngerebong, Ritual Kesurupan Massal di Bali yang Masih Lestari

Anak-anak dengan beragam hiasan itu lantas membawa berbagai hiasan dari pelepah busung (janur) dan pelepah daun jaka (aren), juga lelontek, kober (bendera suci), dan penjor.

Bahkan, ada pula penjor yang terbuat dari batang pohon salak ikut diarak. Selanjutnya berjalan kaki sejauh 10km dengan mengelilingi Desa Tegallalang.

Prosesi tradisi Ngerebeg Bali

tradisi ngerebeg (Foto/Balipost)

Kegiatan ritual-ritual yang dilakukan dalam tradisi Ngerebeg Bali berguna dan dipercaya untuk menetralisasi segala pengaruh negatif yang ada di lingkungan Desa Pakraman Tegallalang. Wujud ritual ini, para pengayah mulai dari anak-anak hingga dewasa, dihias seluruh tubuhnya agar terlihat seram.

Tradisi Ngerebeg Bali dilaksanakan sehari menjelang Karya Piodalan di Pura Duur Bingin setiap 210 hari sekali. Ritual ini juga selalu dilaksanakan pas saat rahina Pegat Uwakan pada Buda Kliwon Pahang.

Saat digelarnya prosesi Ngerebeg, seluruh krama dari 7 banjar adat di Desa Pakraman Tegallalang, ikut terlibat. Yakni, Banjar Gagah, Banjar Pejeng Aji, Banjar Tegallalang, Banjar Tegal, Banjar Tengah, Banjar Penusuan, dan Banjar Tri Wangsa.

Diterangkan pula bahwa tradisi Ngerebeg Bali didahului dengan Pacaruan di Pura Duur Bingin. Setelah pacaruan, dilanjutkan menghaturkan paica alit, yakni krama nunas ajengan (mohon makanan) berupa nasi berisi lawar yang langsung dinikmati bersama di halaman Pura Duur Bingin.

tradisi ngerebeg (Foto/bali-travelnews)

Baca Juga: Ngeri! Tradisi Mencabik Mayat di Bali Ini Mengundang Kontroversi

Ditengah prosesi itu kalangan krama dewasa menghaturkan sesaji di setiap pura dan setra (kuburan) yang dilewati dalam prosesi Ngerebeg.

Usai mengeliling desa dengan melewati setiap pura dan setra, perjalanan ratusan peserta Ngerebeg kembali ke areal Pura Duur Bingin.  Sementara para pengayah dengan dandanan menyeramkan, berjalan kaki keliling desa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU