Tip Atasi Trauma Pasca Gempa Lombok untuk Anak dan Dewasa

Ciri trauma pasca gempa yang sering muncul misalnya mengingat peristiwa tersebut secara terus menerus, kerap bermimpi buruk, flashback mengingat kejadian tersebut hingga menimbulkan rasa takut, takut, dan cemas berlebih.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Gempa Lombok 5 Agustus 2018 berkekuatan 7 Skala Richter (SR) telah mengguncang kawasan Lombok Utara dan sekitarnya. Bahkan, kekuatan gempa tersebut terasa hingga Pacitan, Jawa Timur. Akibatnya, ratusan orang dinyatakan meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, bangunan roboh rusak terguncang gempa. Gempa Lombok ini pun menjadi trauma yang mendalam bagi warga Lombok atau pun wisatawan.

Bila Anda termasuk di antaranya, ketahuilah sangat penting bagi Anda untuk mendapatkan pelayanan pemulihan atau trauma healing.

Baca juga: Tip menyelamatkan diri dari gempa saat pendakian

Turis asing yang dievakuasi usai terjadi gempa. Foto dari detik.com

Ciri-ciri seseorang alami trauma pasca kecelakaan beragam. Ciri yang sering muncul misalnya mengingat peristiwa tersebut secara terus menerus, kerap bermimpi buruk, flashback mengingat kejadian tersebut hingga menimbulkan rasa takut dan cemas berlebih.

Untuk mengatasi trauma tersebut, Anda harus mengenali ciri-ciri terlebih dahulu. Anda sebagai orang dewasa mungkin bisa dengan mudah mengetahuinya. Namun, bagi anak-anak tentu sedikit lebih sulit. Maka, Anda harus membantu mereka.

Dilansir dari CNN, psikolog anak dan keluarga, Ratih Zulhaqqi, trauma healing bertujuan untuk mengantisipasi post-traumatic syndrome disorder (PTSD). PTSD adalah gangguan stres pascatrauma. Trauma healing untuk anak, kata Ratih, cenderung agak sulit sebab anak seringkali sulit bercerita perihal kecemasannya seperti orang dewasa. Ia berkata, bermain menjadi metode trauma healing yang tepat buat anak.

“(Kalau bermain), mereka enggak merasa sedang diobati, enggak merasakan situasi yang mencekam. Dan yang mendampingi tidak boleh selalu mengungkit cerita (tentang gempa),” dikutip dari CNN pada Rabu 8/8/2018.

Bila ada saudara atau mungkin anak Anda yang alami trauma pasca gempa Lombok, ajaklah dia bermain. Ciptakan situasi senyaman mungkin karena metode teraplay atau play theraphy akan membantu mereka melupakan tragedi tersebut.

Ratih mengungkapkan bermain dapat mengalihkan fokus dan situasi mencekam sekaligus membuat si anak menerima situasi yang dihadapi sekarang.

Baca juga: Fakta Gempa Lombok 5 Agustus 2018

Trauma yang muncul bisa dalam tempo bulanan bahkan tahunan. Para korban trauma ini terkadang tak mengakui bahwa ia alami trauma. Kerap memendam emosi negatif seorang diri. Banyak di antara korban trauma yang menolak mengakui. Solusinya kata Ratih, bila Anda atau keluarga terdekat alami trauma akibat kecelakaan, keluarkan segala unek-unek. Menangislah bila ingin menangis. Tak perlu dibebani norma lingkungan misalnya anggapan seorang pria tak harusnya menagis.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU