Situs Purbakala Pokekea, Sisa Kejayaan Peradaban Batu Indonesia

Situs Pokekea menjadi salah satu situs purbakala peninggalan Peradaban Megalitikum atau juga dikenal Zaman Batu Besar di Sulawesi Tengah.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Situs Pokekea merupakan salah satu situs purbakala peninggalan Peradaban Megalitikum yang terletak di Lembah Behoa, Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi tengah. Situs ini tersebar di Lembah Behoa dengan bentuk peninggalan berupa kalamba, tutup kalamba, arca batu, lumpang batu, meja altar, batu bergores, gerabah kubur, batu dulang, dan batu dakon.

Situs Pokekea menjadi salah satu situs purbakala peninggalan Peradaban Megalitikum atau juga dikenal Zaman Batu Besar. Pada zaman ini biasanya menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar. Masyarakat Megalitikum mempercayai bahwa terdapat hubungan antara yang meninggal, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari salah satu leluhur yang mati dengan kesejahteraan dan kesuburan pertanian.

Kalamba yang ditemukan di Situs Pokekea.

Kalamba menjadi peninggalan purbakala yang paling banyak dijumpai di Situs Pokekea. Kalamba dalam bahasa Lore bermakna perahu arwah, bentuknya mirip tabung atau tong. Diperkirakan kalamba di Situs Pokekea dibuat sejak 2500 tahun sebelum Masehi. Kalamba terbesar memiliki tinggi mencapai 190 cm dengan diamater 160 cm. Terdapat ukiran wajah yang seolah memberi hormat di dekat mulut kalamba.

Menurut para ahli kalamba berfungsi sebagai kuburan atau tempat penyimpanan tulang manusia. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya berbagai tengkorak dan tulang gigi di dalam kalamba. Cerita warga setempat menyebutkan bahwa konon kalamba adalah tempat penyimpanan air untuk keperluan mandi para putri bangsawan kala itu.

Arca batu di Situs Pokekea (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Selain kalamba, di Situs Pokekea juga ditemukan empat buah arca batu yang menggabarkan manusia setengah badan tanpa kaki. Bagian wajah araca batu dibuat menghadap arah utara. Tiga arca batu ditemukan dalam posisi berdiri, sedangkan satu arca dalam posisi berbaring. Arca ini merupakan wujud penggambaran leluhur yang dipuja dan disembah oleh masyarakat saat itu.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU