Menilik Kondisi Ekosistem Pariwisata Pasca Gempa Palu dan Donggala

Gempa Palu dan Donggala menyisakan luka mendalam bagi seluruh warga Indonesia. Bencana ini menihilkan harta, benda hingga ribuan jiwa.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Gempa Palu dan Donggala menyisakan luka yang mendalam bagi seluruh warga Indonesia. Bencana ini menihilkan harta, benda hingga ribuan jiwa turut menjadi korban gempa dan tsunami ini.

Musibah gempa Palu dan Donggala ini berimbas pula pada sektor ekonomi dan pariwisata di Sulawesi Tengah. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Tim Crisis Center (TCC) kemudian melakukan monitoring dan pendataan terkait hal tersebut.

Baca Juga: Pasca Gempa dan Tsunami di Palu, Transportasi Komersil Mulai Dibuka

Pesona pantai talise kini tinggal kenangan (Foto/Youtube)

Berdasarkan hasil pemantauan awal diketahui tiga hal utama terkait pariwisata, yakni 3A yang terdiri dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Kota Palu dan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah terdampak oleh bencana ini.

Salah satu atraksi yang paling terdampak adalah Pantai Talise, yakni salah satu destinasi wisata yang terkena terjangan gelombang tsunami.

“Daya tarik pantai Talise terdampak karena diterjang tsunami, namun untuk atraksi yang berbasis budaya belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi,” ujar Guntur Sakti, yang juga Ketua Tourism Crisis Center (TCC) Kemenpar, dalam keterengan pers yang diterima CNN pada Sabtu (29/9/2018).

Agenda pariwisata dibatalkan akibat gempa Palu dan Donggala

Bencana yang menelan banyak jiwa ini, juga berdampak pada rencana agenda pariwisata. Saat gempa terjadi, Kemenpar tengah mendukung pelaksanaan Festival Palu Nomoni yang menjadi salah satu Calendar of Event (CoE) Nasional.

Namun saat itu juga diputuskan pelaksanaan Festival Palu Nomoni dibatalkan, begitu juga dengan rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia (HHD) yang berlangsung di Kota Palu sejak 29 September hingga 3 Oktober 2018 mendatang.

salah satu hotel yang terdampak gempa palu dan donggala (Foto/Kompas)

Dampak dari bencana gempa Palu dan Donggala ini juga menyasar pada amenitas. Sedikitnya ada 270 kamar hotel yang rusak dan terdampak.

“Santika Palu Hotel ada 140 kamar terdampak, Mercure Palu Hotel 130 kamar terdampak. Akomodasi terdampak lainnya masih dalam penelusuran data tingkat kerusakan,” ungkap Guntur menambahkan.

Baca Juga: Potret Jembatan Palu Sebelum dan Sesudah Roboh Tersapu Tsunami

Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief yahya mengatakan Kemenpar mengaktifkan Tourism Crisis Center (TCC) guna memantau akses, amenitas dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Donggala dan sekitarnya.

Menpar Arief Yahya mengatakan TCC terus melakukan pemantauan dan pelaporan, memberikan layanan informasi termasuk holding statement ke beberapa negara melalui Visit Indonesia Tourism Officer (VITO), dan menghentikan seluruh aktivitas promosi di lokasi terdampak, sekaligus memantau kondisi wisatawan dan ekosistem pariwisata.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU