Hati-hati dengan Chikan dan Penjahat Kelamin Saat Liburan ke Jepang

Selalu waspada dan berhati-hati saat sedang berada dalam perjalanan, termasuk ketika berada di dalam transportasi dan tempat umum selama liburan di Jepang.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Liburan ke Jepang barangkali jadi salah satu destinasi yang mengasyikkan, terang saja senan di Jepang Anda akan mendapati berbagai pilihan tempat wisata yang memikat hati.

Namun jangan lupa untuk selalu waspada dan berhati-hati saat sedang berada dalam perjalanan, termasuk saat sedang berada di dalam transportasi dan tempat-tempat umum.

Baca Juga: Kenali Pelecehan “Catcall” Ketika Pelesir di Tempat Wisata

tempat wisata di jepang (Foto/wisata jepang)

Baru-baru ini, seorang perempuan Kanada bernama Jenna, mengalami pelecehan seksual di sebuah kereta di Tokyo saat sedang liburan ke Jepang. Jenna membagikan pengalaman mengerikan yang dialaminya ini dalam sebuah utas di akun twitter miliknya.

Tak hanya itu, Jenna juga mengungkapkan bagaimana respon polisi setempat atas kejadian yang dialaminya. Peristiwa ini kemudian menjadi viral dan seluruhnya mengecam tindakan sang peleceh seksual (chikan) dan polisi-polisi tersebut.

Waspada dengan Chikan saat liburan ke Jepang

Chikan adalah istilah Jepang yang mengacu pada pelecehan seksual atau tindakan cabul lainnya yang dilakukan terhadap penyintas. Chikan biasa dikenal pula sebagai penjahat kelamin kereta di Jepang.

Jenna menceritakan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya pada Juli 2018 lalu dan kemudian membuat tweet berseri.

Jenna menerangkan bahwa pada saat itu ia diikuti dan diraba oleh seorang laki-laki di dalam kereta di Tokyo. Ia juga menceritakan apa yang terjadi ketika penjahat-kelamin tersebut ditangkap, serta bagaimana ia membuat laporan pada pihak kepolisian Jepang.

Peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh Chikan atau penjahat kelamin mendapat hukuman sesuai Bab 176 hukum pidana. Namun hal ini tak terjadi pada Chikan yang menyerang Jenna.

Diketahui melalui utasnya di twitter, bahwa pihak kepolisian pun tak merespon dengan baik perihal pelecehan yang dialaminya dan justru turut melanggengkan tindakan kriminal tersebut

https://twitter.com/Jennamaryellen/status/1024584366834348032?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1024584366834348032&ref_url=https%3A%2F%2Fid.globalvoices.org%2F2018%2F08%2F22%2Fapa-yang-terjadi-saat-perempuan-melaporkan-pelecehan-seksual-di-jepang%2F

https://twitter.com/Jennamaryellen/status/1024599102007332864?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1024599102007332864&ref_url=https%3A%2F%2Fid.globalvoices.org%2F2018%2F08%2F22%2Fapa-yang-terjadi-saat-perempuan-melaporkan-pelecehan-seksual-di-jepang%2F

Tercatat bahwa pada tahun 2017, Departemen Kepolisia Kota Besar Tokyo mendapat laporan kasus pelecehan dan penganiayaan seksual sejumlah 1.750 kasus.

Lebih dari 50 persen kasus pelecehan seksual terjadi di dalam kereta, dengan perkiraan 20 persen kasus terjadi di kawasan stasiun kereta.

Meskipun demikian, para penyintas tindak kriminal pelecehan seksual di Jepang ini tak mendapat keadilan yang setimpal sebab jalur hukum untuk kasus ini sulit diproses.

Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bersama, untuk terus mengedukasi diri bahwa, baik perempuan, lelaki, dan setiap makhluk memiliki kesetaraan dan tak punya relasi kuasa atas satu gender terhadap gender tertentu.

Baca Juga: Potret Kawasan De Wallen Amsterdam, Lokasi Prostitusi Terbesar dan Tertua di Dunia

Begitu pula dengan payung hukum yang sudah semestinya ditegakkan secara lebih nyata, berpihak pada penyintas dan tak bias gender.

Tak lupa bagi Anda yang hendak liburan ke Jepang untuk selalu waspada, tak hanya Jepang namun juga kemana pun Anda berada, tetap berhati-hati dan turut membantu penyintas atau korban bila tengah melihat tindakan kriminal pelecehan seksual.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU