Krisis Ekonomi Arab Saudi, Pandemi dan Harga Minyak Dunia Minus

Tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat bagi pemerintah Arab Saudi setelah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan jatuhnya harga minyak dunia.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Sepertinya tahun 2020 menjadi tahun yang sangat berat bagi pemerintah Arab Saudi. Bagaimana tidak, krisis ekonomi karena pandemi virus corona (Covid-19) yang mewabah sejak akhir tahun 2019 lalu memaksa negara ini menghentikan penyelenggaraan ibadah umroh, dan kemungkinan juga haji. Dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, penerbangan di semua negara Eropa dan lebih dari 12 negara Asia dan Afrika dihentikan.

Belum ada keputusan pasti terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2020 ini. Namun jika pandemi Covid-19 belum juga berakhir, bukan tidak mungkin Arab Saudi akan benar-benar menangguhkannya. Bukan perkara mudah, mengingat sejak 2016 lalu Arab Saudi menggantungkan pemasukan utama dari penyelenggaraan haji dan umroh setelah jatuhnya harga minya dunia.

Sektor pariwisata Arab Saudi melalui penyelenggaraan haji dan umroh mampu memberikan kontribusi hingga US$ 12 miliar. Angka ini bernilai 53 persen dari total pendapatan pariwisata Arab Saudi yang dapat mencapai US$ 22.6 miliar. Umroh dan haji telah menghidupkan perekonomian negara ini karena terbukti menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat.

(aljazeera.com)

Krisis Ekonomi Arab Saudi

Pendapatan untuk umroh dan haji di Arab Saudi memiliki proporsi yang hampir setara. Abdullah Katib, pakar ekonomi dari Arab Saudi, pendapatan dari penyelenggaraan haji berkisar US$ 5.3-6.1 miliar, dari jumlah total US$ 12 miliar pendapatan umroh dan haji. Hal ini menjelaskan bahwa bahwa pendapatan Arab Saudi dari umroh dan haji hampir setara. Menghentikan penyelenggaraan umroh, artinya Arab Saudi kehilangan sekitar seperempat dari sektor pariwisata dan dapat menurunkan nilai GDP negara.

Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi Arab Saudi, setelah pelaksanaan umroh dihentikan penyelenggaraanya kemudian disusul dengan jatuhnya harga minyak dunia. Bahkan harga minyak dunia saat ini disebut-sebut menjadi yang terendah dalam 21 tahun terakhir. Minggu lalu, harga acuan minyak AS West Texas Intermediate (WTI) terjungkal 20 persen mencapai 14.47 dollar AS per barrel, level terendah sejak Maret 1999. Harga acuan minyak global Brent turun 0.9 persen ke level 27.84 dollar per barrel.

Bahkan beberapa waktu lalu WTI sempat jatuh ke level minus. Artinya pemasok bersedia membayar untuk melepas stok minyak yang terlalu berlimpah. Sejak awal tahun 2020, grafik harga minya memang berada dalam grafik turun. Sebagai perbandingan, akhir tahun 2019 lalu, harga minyayk WTI US$ 60.06 per barrel dan harga minyak Brent 61.72 per barrel. Sedangkan pada bulan ini tertahan di angka belasan saja, sama seperti pada era 1980-1990an.

(cnnindonesia.com)

Agar anggaran negara seimbang dan tidak defisit, Arab Saudi harus bisa menjual minyak dengan harga US$ 76.1 per barrel, enam sampai tujuh kali lipat dari harga saat ini, sangat mustahil. Dilansir dari Katadata.com, Arab Saudi akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -2.3 dengan proyeksi defisit anggaran 12.6% pada tahun 2020 ini. Arab Saudi terpojok, negara ini tidak memiliki banyak pendongkrak fiskal.

Hutang Arab Saudi Capai US$ 58 Miliar

Arab Saudi harus berhutang sebanyak US$ 58 miliar untuk menutupi defisit anggaran karena pandemi Covid-19 dan jatuhnya harga minyak dunia. Menurut laporan dari Bloomberg, Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan mengatakan bahwa Arab Saudi mungkin akan menerbitkan obligasi senialai US$ 26.57 miliar (100 miliar riyal) tahun ini, ditambah sebelumnya senilai US$ 31.88 miliar (120 miliar riyal).

Pukulan telak untuk Arab Saudi. Arab Saudi Aramco saat ini juga sedang mempertimbangkan penjualan US$ 10 miliar pada bisnis pipanya. Maret lalu, pemerintah telah meminta lembaga negara untuk memotong anggaran setidaknya 20 persen. Itu sebelum OPEC+ setuju memtong 9.7 barrel per hari dengan haranan membantu menstabilkan harga minyak.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU