Kain tenun sekarang digemari oleh para traveler lho! Buktinya banyak sekali para traveler yang foto menggunakan kain tenun. Coraknya yang unik dan penuh warna rupanya berpengaruh terhadap hasil foto mereka, lho! Rata-rata mereka dapatkan langsung dari pengrajin tenun itu di produksi.
Nah, setelah melihat beberapa hasil foto dari para traveler yang kece menggunakan kain tenun untuk foto, ini nih 9 kain tenun yang ada di Indonesia yang bisa Kamu koleksi!
Kain tenun Ulos bisa Kamu jumpai saat berkunjung ke suku Batak, Sumatera Utara. Corak yang ada dalam kain tenun itu berwarna merah, hitam, dan putih. Salah satu keunikannya adalah warna benang emas atau perak.
Kamu bisa menemukan kain ini saat ada upacara adat di Bali. Kain tenun Gringsing dibuat dengan teknik dobel ikat. Pembuatannya bisa mencapai 2-5 tahun. Kain asal Desa Tenganan, Bali ini punya arti tolak bala atau “tidak sakit” yang berasal dari kata gring=sakit dan sing=tidak.
Kegiatan kaum perempuan di Sumba, NTT mayoritas membuat kain tenun. Kamu bisa mendapatkannya langsung dari pengrajin saat traveling ke Nusa Tenggara Timur. Bentuk kainnya standar kain tenun pada umumnya sih, dengan motif yang khas dan beragam tentunya.
Buat Kamu yang belum tahu, di Jawa Kamu pun bisa menemukan kain tenun, namnya kain tenun lurik. Motifnya memang sangat simple karena hanya terdiri dari garis-garis berwana gitu. Kain ini sudah ada sejak jaman pra sejarah lho. Buktinya ada di berbagai prasasti seperti prasasti peninggalan zaman kerajaan Mataram.
Salah satunya adalah prasasti Raja Erlangga dai Jawa Timur tahun 1033 dan menyebutkan kain itu sebgai kain tuluh wuluh (salah satu nama kain tenun lurik). Kamu juga bisa menjumpai pemakaian kain tenun pada arca-arca dan relief candi yang ada di Pulau Jawa.
Keterikatan manusia dengan alam dapat disimbolkan dengan Kain Tenun Toraja. Kain ini pun merupakan dan salah satu warisan leluhur yang masih dijaga kelestariannya sampai saat ini. Kamu bisa menemukannya pada suatu upacara adat yang berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan. Zaman dulu pemilik kain ini adalah orang-orang tertentu seperti bangsawan.
Kain tenun Ikat Troso ini adalah kain tenun yang berasal dari Desa Troso Jepara. Bahan dasar kain ini adalah benang pakan atau benang lungsin. Sebelum di tenun, benang-benang itu diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Setelah semua benang selesai diberi warna barulah proses tenun dilakukan menggunakan alat tenun bukan mesin.
Selain kain tenun Sumba, NTT pun punya kain tenun lainnya yang sering disebut tenun Buna Insana. Kain ini dibuat murni tanpa mesin lho. Warnanya yang colorfull bisa Kamu gunakan sebagai sovenir atau oleh-oleh. Bisa juga Kamu mengkombinasikan menjadi bahan gaun atau tas gitu.
Kain tenun Baduy diproses dari bahan dasar kapas yang dipintal menjadi benang. Proses pembuatannya dilakukan oleh kaum perempuan. Nah mitosnya kalau tenun dikerjakan oleh para lelaki maka konon tingkah laku mereka akan menjadi wanita.
Ada yang harus Kamu ketahui mengenai kain tenun Sade Lombok yaitu ada dua jenis kain. Pertama adalah kain ikat yang dikerjakan oleh kaum laki-laki dan kain tenun songket yang dikerjakan oleh kaum perempuan. Uniknya buat kaum wanita, dia belum diperbolehkan menikah jika belum bisa menenun kain.
Semua olahan tenun ini menggunakan pewarna alami, lho. Warna kuning misalnya diambil dari kunyit, warna biru dari nila, coklat dari serabut kelapa, merah dari kulit kayu leke, hingga hijau dari daun kecipir. Jangan terkecoh dengan penampakan warnanya, karena yang alami cenderung lebih soft.
***
Nah keren kan gais foto menggunakan kain tenun. Mana kain tenun Kamu?