Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, sekaligus menyandang gelar sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan menjadi destinasi wajib yang harus dikunjungi karena menyimpan segudang potensi pariwisata yang akan memanjakan setiap wisatawan yang datang. Salah satu pariwisata andalan Kota Medan adalah Danau Toba, danau terbesar di Indonesia yang terbentuk akibat letusan super masif Gunung Berapi Toba pada ribuan tahun lalu.
Sebagian besar masyarakat Kota Medan berasal dari Suku Batak dengan bahasa keseharian adalah Bahasa Batak. Bagi anda yang berniat mengunjungi Kota Medan, setidaknya harus mengerti beberapa istilah dalam Bahasa Batak agar tidak terjadi salah paham. Berikut telah disajikan beberapa istilah dalam bahasa batak yang harus anda pahami.
Sapaan salam yang paling populer Kota Medan dari Suku Batak Toba adalah ‘Horas‘ yang biasanya diucapkan sambil berjabat tangan. Sapaan salam lainnya yang mewakili Kota Medan dari Suku Batak Karo yaitu ‘Menjuah-juah’; Suku Batak Pakpak yaitu ‘Njuah-njuah’.
Masyarakat Kota Medan sangat jarang menggunakan kata ‘Kamu‘ dalam percakapan sehari-hari. Mereka lebih sering menggunakan istilah ‘Ko; kam; Kau; Wak’ meskipun terdengar sedikit kasar. Sehingga jangan tersinggung apabila masyarakat lokal mengucapkan selamat tinggal dengan “Hati-hati di jalan ko ya!”.
Panggilan umum masyarakat Medan untuk teman akrab atau orang tua kepada yang lebih muda biasanya adalah ‘Lae‘. Panggilan ini juga diberikan kepada salah satu anggota keluarga yakni ipar laki-laki. Sedangkan ‘Tulang‘ merupakan panggilan untuk paman atau sesorang yang lebih tua.
‘Kreak; Cengkunek; Recok‘ mengandung makna negatif, diberikan kepada orang yang banyak gaya, angkuh, dan sombong. Jagalah sikap anda dimana saja, tetap junjung tinggi tata krama dan sopan santun agar tidak disemtakan julukan-julukan negatif ini.
Sama seperti sebelumnya, ‘Bodat; Lappet‘ juga merupakan istilah negatif yang biasanya diungkapkan masyarkat Medan saat kesal. ‘Bodat‘ bermakna monyet, sedangkan ‘Lappet‘ bermakna kue lepet yang sering dikonotasikan negatif oleh masyarakat.
Masyarakat Medan menggunakan istilah ‘Cak‘ untuk mengungkapkan suatu ajakan. ‘Pala‘ memiliki makna tidak usah. ‘Tokoh‘ berarti menipu, membohongi, atau mengecoh. ‘Kemek-kemek‘ bermakna mentraktir. Sedangkan ‘Siap‘ berarti selesai atau berakhir.
‘Acem‘ bermakna bagaimana, dan biasanya diungkapkan untuk sesuatu yang membutuhkan penjelasan. ‘Semak‘ digunakan untuk menggambarkan kepadatan. ‘Kontak’ berarti kesetrum listrik. Sedangkan ‘Cakap-cakap‘ adalah berbincang-bincang.
Ungkapan terimakasih dalam Bahasa Batak yaitu ‘Mauliate‘. Ucapkan kata ini saat anda ditolong atau dberi bantuan oleh orang lain sebagai tanda manusia beradab dan tahu tata krama.