Kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani kembali ditutup. Bukan karena pandemi Covid-19, penutupan ini merupakan imbas dari viralnya sebuah video di media sosial yang menunjukkan sejumlah wisatawan asing mengadakan pesta dugem di Bukit Propok pada Sabtu (1/8). Penutupan dilakukan sejak 5 Agustus lalu oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Dedy Asriady, menuturkan bahwa setelah kejadian tersebut pihaknya segera menggelar evaluasi yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan. Berdasarkan evaluasi terakhir, kegiatan dugem tersebut merupakan bentuk pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 oleh wisatawan asing yang berkemah di Bukit Propok.
Karena dikhawatirkan berpotensi menciptakan kluster baru penyebaran Covid-19, Bukit Propok ditutup sementara. Terkait batas waktu penutupan, semuanya bergantung pada hasil evaluasi bersama antara pemda, kepala desa dan pokdarwis. Sebab Balai Taman Nasional Gunung Rinjani bukan satu-satunya institusi yang memiliki hak terkait pengelolaan Bukit Propok.
“Bisa jadi ada pembenahan standar operasional prosedur pemeriksaan pada pengunjung dan alat-alat yang dapat menimbulkan kebisingan di sepanjang pendakian dan areal perkemahan,” ujar Dedy.
Harapan kedepannya, penutupan sementara salah satu destinasi wisata populer ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, terutama wisatawan yang berkunjung. Protokol kesehatan Covid-19 wajib dipatuhi ketika beraktivitas di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Menjaga Bukit Propok bukan hanya tanggungjawab pengelola, tapi juga wisatawan.
Sebelumnya, lebih dari tiga bulan lamanya Bukit Propok ditutup karena adanya pandemi Covid-19. Tempat ini baru dibuka pada 7 Juli 2020 lalu. Bukit Propok kembali menerima kunjungan wisatawan bersama dengan sejumlah destinasi wisata lainnya, seperti Air Terjun Joben dan Mangku Sakti. Namun karena kejadian ini, terpaksa Bukit Propok ditutup lagi.