Fakta tentang Gunung Agung yang Perlu Kamu Tahu

Ketahui cerita dan sejarah Gunung Agung yang saat ini menjadi perbincangan banyak orang karena kondisinya yang meningkat dari siaga ke awas.

SHARE :

Ditulis Oleh: Faiz Abi

Gunung Agung, Bali. Sumber foto.

Jika berlibur ke Bali pasti yang ada di benakmu adalah pantai, pantai, dan pantai. Bali memang terkenal dengan pantainya yang indah dan mengasyikkan, meski tak sedikit pula tempat wisata selain pantai yang ada di Bali.

Jika Kamu seorang pendaki, Kamu juga bisa menjadikan Bali sebagai tujuan destinasimu. Karena di Bali terdapat sebuah gunung yang mempunyai tinggi 3142 mdpl dan dipercaya penduduk sekitar sebagai rumah dari para dewa, yaitu Gunung Agung.

Terdapat pula sebuah candi di badan Gunung Agung yang bernama Pura Besakih. Pura Besakih juga merupakan starting point jika Kamu ingin mendaki Gunung Agung. Ketika sudah sampai di puncak Gunung Agung, Kamu dapat melihat Pulau Bali sepenuhnya, bahkan dalam 360 derajat. Selain itu Kamu juga dapat melihat Pulau Lombok dengan Gunung Rinjaninya.

Gunung Agung sering menjadi pilihan pendaki dari dalam maupun luar negeri yang ingin menantang dirinya sendiri untuk menaklukkan gunung tertinggi di Bali ini.

Namun sayang, akhir-akhir ini jalur pendakian Gunung Agung ditutup karena aktivitas Gunung Agung sedang tidak stabil, bahkan ada indikasi akan meletus. Kondisi Gunung Agung saat ini sudah masuk dalam status AWAS sejak Sabtu (22/9) lalu. Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Agung sudah mengungsi untuk menyelamatkan diri. Melansir data dari Tribunnews, jumlah pengungsi Gunung Agung sudah mencapai 96.086 jiwa.

Sekilas tentang Gunung Agung

Gunung Agung berada di Pulau Bali, tepatnya di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Merupakan gunung api tertinggi di Bali dengan ketinggian 3142 mdpl dan bertipe stratovolcano (mengerucut).

Gunung Agung mempunyai nama lain yaitu Piek Van Bali dan juga mempunyai kawah yang sangat dalam di tengah puncaknya, dan kawah tersebut kadang mengeluarkan uap air dan asap. Jika dilihat dari Pura Besakih, Gunung Agung nampak berbentuk kerucut, padahal bentuk puncak aslinya adalah melebar.

Gunung Agung merupakan gunung yang bisa didaki. Mempunyai dua jalur pendakian yaitu melalui Pura Besakih dan Pura Pasir Agung. Jika Kamu mendaki Gunung Agung dan sampai di puncaknya, Kamu akan menemukan kabut tebal yang mengelilingi puncaknya. Namun meski dikelilingi kabut tebal, Kamu masih bisa melihat pemandangan Pulau Bali dan Gunung Rinjani dari atas puncak.

Gunung Agung juga menjadi gunung yang disakralkan oleh warga sekitar. Banyak acara dan upacara yang dilakukan untuk menghormati Gunung Agung tersebut, bahkan jika ingin mendaki Kamu harus ditemani oleh warga lokal untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Dalam kepercayaan masyarakat Bali, jiwa yang terlepas dari jasmani akan menuju tempat suci, yakni tempat yang lebih tinggi. Di tempat yang lebih tinggi inilah ia bereinkarnasi menjadi orang yang kemampuan dan kedudukannya lebih baik lagi. Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Bali sehingga dianggap sebagai gunung yang paling suci.

Gunung Agung yang merupakan gunung api aktif sudah pernah meletus sebelumnya pada tahun 1808, 1821, 1843, dan yang paling dahsyat pada tahun 1963.  Korban pada erupsi ini mencapai 1.444 orang, 1.148 meninggal dunia dan 296 orang sisanya mengalami luka-luka.

Erupsi hebat Gunung Agung pada 17 Maret dan 16 Mei 1963 membawa serta lava pijar dan kolom api berbentuk cendawan yang mencapai ketinggian 10 kilometer di atas kawah. Abu letusan bahkan tersebar ke arah barat hingga menutupi bandara Surabaya di Jawa Timur, sementara hujan abu halus mencapai Jakarta yang berjarak 1.000 km.

Gunung Agung kini

Sampai saat ini, status Gunung Agung masih belum menurun, masih berstatus AWAS dan hal itu dibenarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI).

Melalui instagram @bnpb_indonesia, pada Senin (18/9) diberitahukan bahwa adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Oleh karena itu PVMBG Badan Geologi menaikkan status Gunung Agung dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).

Kemudian pada hari Jumat (22/9), aktivitas Gunung Agung meningkat lagi menjadi Level IV (awas). Hal tersebut dilakukan oleh PVMBG Badan Geologi karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan Gunung Agung. PVMBG kemudian menyarankan kepada seluruh warga sekitar dan wsiatawan yang datang untuk tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian, dan tidak berkemah di kawasan kawah Gunung Agung dan di seluruh area dengan radius 9 kilometer dari Puncak Gunung Agung. 

Karena banyaknya erita hoax yang mengatakan bahwa Gunung Agung sudah meletus, melalui twitter @BNPB, dihimbau bahwa jangan mempercayai berita apapun selain dari BNPB dan harus cek dan cross cek lagi berita tersebut.

PVMBG dan beberapa ahli gunung api belum bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus. @BNPB juga menyebutkan bahwa sudah disediakan 301 titik pengungsian di Pulau Bali yang bisa digunakan. Jumlah pengungsi saat ini sudah mencapai 90.000-an jiwa. BNPB juga sudah menyediakan 640.000 masker wajah, 12.520 matras, 8.400 selimut, uang tunai senilai 1 Miliar rupiah, dan 50 tenda pengungsi.

Saudara-saudara kita yang berada di sekitar Gunung Agung masih membutuhkan bantuan kita untuk keselamatan mereka. Kamu dapat memberikan sumbangan berupa kebutuhan primer dan sekunder untuk mereka, informasi lebih lanjut bisa langsung menghubungi @bucubali atau 087851366867.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU