Pulau Boracay Filipina kembali dibuka setelah pada April 2018 lalu ditutup oleh Pemerintah Filipina. Kebijakan penutupan salah satu pulau terindah di Filipina tersebut hadir karena beberapa sebab.
Banyaknya sampah dan limbah yang mengotori Pulau Boracay Filipina, menjadi penyebab utama mengapa pulau ini ditutup selama kurang lebih enam bulan atau satu semester lamanya.
Terhitung sejak Jumat (26/10/2018), Pulau Boracay resmi dibuka kembali. Namun meski telah dibuka, dikutip This Is Insider, ada sederet peraturan ketat yang harus diikuti oleh pemilik hotel dan wisatawan agar kedepannya Boracay tetap terlindungi.
Kebijakan-kebijakan baru diterapkan seiring dengan dibukanya kembali Pulau Boracay. Pemerintah Filipina juga menutup beberapa usaha, seperti tiga kasino, serta sejumlah hotel dan restoran yang tidak memenuhi standar.
Berdasar dari kebijakan tersebut, hingga kini hanya tersisa kurang dari 160 usaha di bidang pariwisata yang masih tetap bertahan.
Tak hanya itu, Pemerintah Filipina juga melarang pengunjung untuk melakukan pesta minuman dan merokok. Pemerintah bahkan berencana untuk menghapus pesta ‘LaBoracay’ yang telah populer.
Tak menyoal kebijakan dan peraturan usaha semata, aturan mengenai jumlah pengunjung pun kini dibatasi di Pulau Boracay Filipina.
Bila dahulu setiap tahunnya Boracay bisa didatangi sekitar 2 juta turis tiap tahunnya, kini yang boleh pelesiran di dalamnya hanya sekitar 19.200 saja.
Pemerintah menekankan bahwa dalam sehari, hanya 6.400 orang saja yang diizinkan masuk, dengan asumsi mereka akan tinggal selama setidaknya 3 hari.
Meski telah ditetapkan berbagai aturan ketat seiring dengan dibukanya kembali Boracay, hal ini diharapkan menjadikan Boracay kian menyenangkan dan sekaligus sebagai upaya pengingat kepada pengunjung agar selalu menjaga alam dan kebersihan di tempat wisata tersebut.