Ada Suku Batak di Filipina, Satu Nenek Moyang dengan Batak Sumatera?

Tidak banyak yang tahu, Suku Batak juga ditemukan di tanah kepulauan Filipina.Mereka adalah satu dari sekitar 70 suku bangsa pribumi dari Filipina.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Suku Batak merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia setelah Jawa dan Sunda. Sebagian besar bermukim di pantai barat dan pantai timur wilayah Sumatera Utara. Suku Batak cenderung lebih mudah dikenali melalui gaya bahasa dan adat budaya yang khas. Etnis ini dikelompokkan dalam penutur bahasa Austronesia yang berasal dari Taiwan pada 2500 tahun lalu.

Tidak banyak yang tahu, Suku Batak juga ditemukan di tanah kepulauan Filipina. Sama-sama memiliki nama Batak, mereka adalah satu dari sekitar 70 suku bangsa pribumi dari Filipina yang tinggal di bagian timur laut Pulau Palawan. Saat ini hanya tersisa 500 populasi Suku Batak Filipina. Mereka dijuluki sebagai Tinitianes oleh para antropolog.

Suku Batak di Filipina memiliki ciri fisik yang hampir sama dengan Suku Batak di Sumatera Utara, yaitu bertubuh pendek, kulit gelap dan rambut hitam. Selama berabad-abad lamanya, mereka hidup nomaden dengan berburu dan meramu segala jenis tumbuhan di hutan. Sistem kepercayaan Suku Batak Filipina masih menganut sistem animinsme dan dinamisme.

Wanita-wanita dari Suku Batak Filipina (palawanislandphilipines.com).

Satu Leluhur dengan Batak Sumatera?

Hingga saat ini belum ada kajian ilmiah yang mencoba membuktikan Suku Batak di Sumatera Utara dan di Filipina memiliki keterkaitan satu sama lain. Namun diantara keduanya dapat dilihat beberapa kesamaan, seperti dalam adat perkawinan. Orang tua mempelai pria harus datang meminang mempelai perempuan dengan membawa mahar yang disebut boli atau sinamot di Batak Sumatera dan bandi atau kapangsawa di Batak Filipina.

Melihat catatan arkeologi, ada kemungkinan antara Batak Sumatera dan Batak Filipina memiliki satu nenek moyang yang sama. Sekitar tahun 2500 tahun lalu, penutur Austronesia bermigrasi dari daratan Taiwan menuju wilayah Indonesia dan Filipina. Batak Sumatera mungkin lebih terbuka kepada perkembangan zaman sehingga mengalami banyak evolusi budaya dibandingkan Batak Filipina yang primitif.

Terdapat satu karya novel dari seorang penulis kenamaan Filipina, F. Sionil Jose, berjudul “Sebuah Desa Bernama Poon” yang banyak menggambarkan pola hidup Batak Filipina masa penjajahan Spanyol dan Amerika. Novel tersebut memperlihatkan berbagai kemiripan Batak Filipina dengan Batak Sumatera. Misalnya ramuan sakit perut yang juga akrab digunakan Batak Sumatera, atau jiwa kepemimpinan yang berbalut keuletan.

Ada beberapa kosa kata yang mirip di Batak Sumatera dan Batak Filipina. Diantaranya mangan (makan), inong (ibu), among (ayah), iboto (saudara), sangsang (daging babi), dan banyak lagi lainnya. Desa-desa Batak di Filipina memiliki bentuk bangunan, cara berpakaian, bahkan logat bicaranya yang keras dan ceplas-ceplos. Batak Filipina juga menganut sistem marga.

Kehidupan Suku Batak di Filipina (gopalawan.travel).

Berdasarkan hal ini, bisa jadi antara Batak Sumatera dan Batak Filipina masih satu rumpun yang kemudian mengalami perpecahan pada suatu zaman tertentu yang tidak jelas kapan. Pertanyaan berikutnya, siapa yang meninggalkan siapa? Apakah Batak Filipina mengembara hingga ke Pulau Sumatera, atau Batak Sumatera yang menjelajah ke negeri Filipina saat terjadi suatu krisis di masa lampau? Dibutuhkan kajian mendalam.

Suku Batak di Filipina Hampir Punah

Seiring dengan perjalanan, keberadaan Batak di Filipina semakin terancam karena akses hutan yang dibatasi dan invasi para imigran. Secara perlahan, hal ini terus menghancurkan kelompok budaya Batak. Selain itu, sistem perkawinan eksogami (pernikahan dengan kelompok di luar klan) yang mereka anut membuat komunitas Batak Filipina sulit berkembang.

Masyarakat Filipina menganggap Suku Batak sebagai orang gunung karena masih primitif. Mereka dikasifikasikan dalam kelompok Aeta Filipina karena karakteristik fisiknya. Dahulu Batak hidup di lembah dan daerah pegunungan, saat ini lebih dekat dengan wilayah pesisir di Pulau Palawan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Batak atau Binatak.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU