Bangunan tahan gempa rupanya dimiliki oleh Indonesia melalui rumah adat salah satu suku asli Indonesia, yakni suku Sasak. Rumah ini terdapat di kampung adat suku Sasak yang tersebar di beberapa titik di Lombok.
Terdapat kurang lebih enam kampung adat yang tersebar Lombok, dua diantaranya ada di Kabupaten Lombok Tengah, yakni Kampung Sasak Sade dan Kampung Sasak Ende.
Kampung Sasak Sade merupakan kampung adat tertua di Lombok Tengah. Rumah-rumah di sana diperkirakan berdiri sejak 1089 Masehi.
Sejarah mula pemukiman ini dihuni oleh lima buah rumah saja, namun seiring perjalanannya kini tercatat 150 rumah berdiri di kawasan ini dengan 150 kepala keluarga atau sekitar 700 orang.
Rumah adat ini menjadi istimewa ketika materi pembentuknya terdiri atas bahan baku alami. Ilalang kering untuk atap, bambu sebagai dinding, tanah liat untuk lantai, serta kotoran sapi untuk memperkokohnya.
Diketahui bahwa Lombok tengah terkena bencana gempa pada rentang waktu dua pekan terakhir ini. Namun gempa yang mengguncang Lombok tersebut tak dirasakan oleh warga yang bermukim di kawasan Kampung Sasak Sade.
“Gempa yang paling terasa waktu Minggu malam itu, tapi seperti bisa dilihat rumah kami tak apa-apa,” ujar Mardun yang kesehariannya bertugas sebagai pemandu wisata di kampung Sade, Kamis (9/8/2018) dilansir CNN.
Sejak gempa terjadi di Lombok pada 26 Juli hingga yang terbesar pada 5 Agustus yang lalu tak sedikit pun ada kerusakan di permukiman tersebut.
Struktur rumah yang tak lazim untuk standar modern ini, ternyata ampuh menjauhkan penduduk kampung dari potensi bahaya gempa.
Hal serupa tampak di Kampung Sasak Ende, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Kampung adat ini berjarak tak sampai satu kilometer dari Kampung Sade. Struktur dan bentuk rumah di sana pun sama. Bedanya, populasi di Kampung Ende jauh lebih sedikit ketimbang di Sade.