Kepercayaan Kuno dan Mitologi Tentang Gempa Bumi di Indonesia

Menurut beberapa kepercayaan kuno Indonesia, Gempa Bumi di Indonesia adalah sebuah tanda perubahan, kejayaan yang akan datang di masa mendatang.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Indonesia beberapa waktu terakhir sering diguncang gempa dahsyat yang menelan ratusan korban. Menurut ilmu pengetahuan, gempa bumi di Indonesia ini terjadi karena lokasi Indonesia berada di area pegunungan aktif dan pertemuan lempeng. Namun tahukah Anda ternyata zaman dahulu orang Indonesia percaya akan hal-hal magis dan mistis mengenai gempa bumi.

Baca juga: Masjid Raya Sumatera Barat, Destinasi Religi yang Dirancang Tahan Terhadap Gempa Bumi

Berikut ini beberapa mitologi dan kepercayaan kuno yang diyakini orang Indonesia zaman dulu, jauh sebelum ilmu pengetahui dan segala kecanggihannya ada.

Gempa bumi di Tanah Jawa pada masa lalu menandakan takdir baru

Patung Gajah Mada. Foto/travel.tribunnews.com

Pada tahun 1256 Saka atau sekitar 1334 Masehi. Jawa Timur pernah dilanda gempa bumi dahsyat. Pada Serat Pararaton, kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi memaknai gempa bumi sebagai penanda perubahan, bahwa akan lahir seorang calon raja besar.

Dan memang, Hayam Wujuk dan Gajah Mada menjadi raja besar Kerajaan Majapahit meraih kejayaan pasa masa itu.

Kepercayaan ini juga dipercaya Kerajaan Padjajaran yang memang makin maju setelah diterjang gempa dahsyat.

Di Bali, gempa bumi ditandai dengan pergerakan makhluk bernama Bedawang

Ini adalah wujud makhluk yang dimaksud, Bedawang. Foto/Kalender Bali

Dalam mitos masyarakat lokal Bali terdapat makhluk mitologi berwujud kura-kura raksasa yang bersemayam di dasar bumi dan menjadi lambang dari magma di bawah gunung berapi yang bernama Bedawang Nala.

Ia diikat oleh dua ekor naga bernama Anantabhoga dan Basuki. Basuki adalah simbol aie sedangkan Anantabhoga adalah simbol tanah. Menurut Zamidra dalam bukunya Makhluk Mitologi Sedunia (2012), jika Bedawangnala menggeliat dan memicu erupsi gunung berapi, Anantabhoga juga ikut bergerak. Inilah yang dipercaya menyebabkan gempa bumi.

Baca juga: Rumah ‘Kapsul’ Unik Tahan Gempa di Jogja

Syair Kuno Aceh yang mengajarkan tentang cara menyelamatkan diri dari Gempa dan Tsunami

Aceh di masa lalu. Foto/@SteemKR

Sebelum datangnya Tsunami yang dahsyar di Aceh pada 2004, pada masa Sultan Iskandar Muda yakni 1621, 1907, dan 1964 pernah terjadi tsunami juga. Dari pengalaman itu, terciptalah syair lokal tentang bagaimana menyelamatkan diri dan melihat tanda tsunami yang diawali dengan gempa.

Syair ini serupa Syair Nandong. Berikut ini bunyi syairnya:

anga linon ne mali 
(jika gempanya kuat)
uwek suruik sahuli 
(disusul air yang surut)
maheya mihawali fano me singa tenggi 
(segeralah cari tempat yang lebih tinggi)
ede smong kahanne 
(itulah tsunami namanya)

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU