Aron Ralston, Sosok Nyata di Balik Kisah Mengerikan Film 127 Hours

Sudah menonton film 127 Hours? Film ini ternyata diilhami dari sebuah buku berjudul 'Between a Rock and a Hard Place' karya Aron Ralston, sosok yang merupakan lakon dalam dunia nyata dari film 127 Hours tersebut. Begini sosok Aron dalam kehidupan nyata.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

127 Hours, sebuah film pendakian yang mengajarkan bahwa pendakian tak selalu tentang puncak. Film ini mengajarkan bagaimana seharusnya seorang pendaki dan petualang bertahan hidup dalam kondisi kritis di tengah alam yang ganas. Film ini menceritakan kisah nyata Aron Ralston saat dirinya terjebak di Blue John Canyon selama 127 jam dan hanya punya sedikit persediaan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.

Selama 5 hari dan hanya satu botol air mineral saja yang tersisa, Aron Ralston memutuskan untuk memotong tangan kanannya. Selama 127 jam, di dalam kepasrahan dan keputus-asaan untuk bertahan hidup, Aron teringat kembali semua kenangan-kenangan indah selama hidupnya. Setidaknya itulah yang menjadi penyemangat lain hingga akhirnya ia bisa bertahan hidup dan bebas dari jebakan maut di Blue John Canyon.

Baca juga : Christopher McCandless, Sosok yang Dianggap Sebagai Petualang Sejati Bagi Pemujanya

Berbicara tentang film 127 Hours, sosok Aron Ralston dalam kehidupan nyata ternyata lebih menginspirasi. Dirinya tak pernah berhenti bertualang meski sudah mengalami kecelakaan yang sangat parah saat mendaki di Blue John Canyon.

Sebelum difilmkan, Aron Ralston telah menuliskan kisahnya dalam sebuah buku

Sampul buku yang ditulis Aron Ralston. Sumber foto

127 Hours merupakan film yang diangkat dari sebuah buku yang ditulis oleh Aron dengan judul berbeda, Between a Rock and a Hard Place. Lewat tulisannya, Aron menceritakan kisah petualangannya di Blue John Canyon hingga akhirnya cerita ini dilirik oleh Danny Boyle. Danny kemudian menulis, memproduseri dan menjadi sutradara untuk film yang diberinya judul 127 Hours ini.

Aron yang merupakan lulusan Carnegie Mellon University menulis buku yang tak hanya menceritakan tentang pengalaman buruknya, namun juga kisah masa kecilnya. Dalam buku ini Ralston juga menulis tentang bagaimana dia melakukan aktivitas di luar ruangan setelah pindah ke Colorado dari Indiana, bagaimana dia menjadi seorang atlit obsesif dan bagaimana dia meninggalkan karir tekniknya di Intel di Arizona untuk melakukan kegiatan di luar ruangan sebanyak mungkin.

Aron dikenal sebagai sosok yang tangguh dan tak takut pada bahaya

Sosok Aron Ralston yang tak takut pada bahaya. Sumber foto

Ralston mungkin bisa dibilang sebagai sosok yang tak pernah takut pada bahaya. Sebelum mengalami kecelakaan di Blue John Canyon, dia pernah selamat dari longsoran salju saat mendaki. Setidaknya ada 49 pegunungan di Colorado yang sudah didakinya dengan ketinggian lebih dari 14.000 kaki atau di atas 4000an mdpl. Tak hanya itu saja, Ralston juga sering kali bertindak sebagai pemandu gunung, bukan hanya pendaki.

Baca juga : Reinhold Messner, Pendaki Pertama yang Usulkan Cartenz Masuk Seven Summits Dunia

Terus bertualang meski tangannya telah diamputasi


Jika kebanyakan orang akan menyerah pada keadaan saat anggota badannya tak lagi lengkap, namun berbeda dengan Aron Ralston. Dia justru terus aktif melakukan berbagai petualangan.

Beberapa hal menantang yang telah ia lakukan di antaranya mendaki ke Ecuador’s Volcanoes, salah satunya Rucu Pichincha dengan ketinggian 15,696 kaki dan memiliki rute pendakian ekstrem serta bersalju. Aron juga sempat mendaki ke Mt. Elbrus dan Muztagh Aga China yang tak kalah ekstrem.

Aron Ralston, Grand Canyon River Rafting, April 2009 from Aron Ralston on Vimeo.

Tak hanya berhenti pada aktivitas pendakian, Aron Ralston juga menyukai berbagai kegiatan outdoor yang menantang seperti rafting dan scuba diving. Aron pernah melakukan rafting di Grand Canyon dan scuba diving di Bahamas.

Aron Ralston juga peduli pada lingkungannya hingga ia bergabung dalam berbagai komunitas peduli alam

Aron aktif dalam berbagai komunitas. Sumber foto

Kecintaan Aron pada dunia petualangan sepertinya memang benar-benar telah melekat pada hidupnya. Aron sampai saat ini tergabung dalam komunitas peduli alam.

The Wilderness Workshop adalah salah satu komunitas yang diikutinya. Misi komunitas ini adalah melindungi dan melestarikan alam liar dan sumber daya alam DAS Gulat Roaring, Hutan Nasional Sungai Putih, dan lahan publik yang berdekatan. Komunitas ini juga fokus pada pemantauan dan konservasi kualitas udara dan air, spesies satwa liar dan habitat, komunitas alam dan kualitas lahan belantara.

Selain The Wilderness Workshop, ada juga Southern Utah Wilderness Alliance (SUWA) yang memiliki misi pelestarian padang gurun yang menakjubkan di jantung Dataran Tinggi Colorado, dan pengelolaan lahan dalam keadaan alami untuk kepentingan semua orang Amerika.

Paradox Sports adalah komunitas untuk mengenali dan menumbuhkan potensi dan kekuatan individu, menentang anggapan bahwa orang-orang dengan cacat fisik tidak dapat menjalani kehidupan yang terbaik. Komunitas ini juga inspirasi, peluang dan peralatan adaptif khusus sehingga penyandang cacat fisik bisa menjadi peserta aktif dalam olah raga outdoor, terutama yang menggunakan kekuatan fisik dan tenaga manusia.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU