Christopher McCandless, Sosok yang Dianggap Sebagai Petualang Sejati Bagi Pemujanya

Penyuka film petualangan dan penggiat kegiatan alam pasti sudah pernah menonton film Into The Wild, film petualangan yang diangkat dari kisah nyata Christopher McCandless dalam menjalani petualangan ekstrem di Alaska.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Sosok Christopher McCandless mungkin masih cukup asing di kalangan petualang Indonesia. Namun bagi pencinta dunia petualangan yang hobi menonton film-film dengan tema senada pasti kenal dengan sosok ini. Christopher McCandless merupakan sosok asli di kehidupan nyata dari lakon film Into The Wild.

Film Into The Wild merupakan film petualangan yang merangkum kisah nyata Christopher McCandless dan meledak di pasaran pada 1 September tahun 2007 lalu. Film ini secara detail menceritakan tentang seorang pemuda dari keluarga kaya yang memilih bertualang dan hidup bebas di alam liar Alaska. Christopher McCandless memilih menjauh dari hingar bingar kehidupannya yang bisa dibilang sudah nyaman dan mapan demi hidup menyatu dengan alam.

Tak banyak orang yang tahu seluk beluk kehidupan sesungguhnya seorang McCandless.

Baca juga : Hal Luar Biasa Tentang Film Into The Wild yang Tak Banyak Orang Tahu

Mengenal sosok Christopher McCandless yang berhasil menginspirasi para petualang

Mccandless dan keluarganya. Sumber foto

Christopher McCandless adalah pria kelahiran El Segundo , California pada tanggal 12 Februari 1968 dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dia menjadi lulusan terbaik di Emory College, dan telah mendapatkan tawaran untuk melanjutkan kuliah di Harvard jurusan Hukum. Ayahnya bernama Walter McCandless ‘Walt’, seorang antenna specialist yang bekerja untuk NASA dan juga memiliki perusahaan konsultan di bidang teknologi. Ibunya bernama Wilhelmina Johnson ‘Billie’ bekerja sebagai konsultas sukses di tempat tinggal mereka. Dari kedua orang tuanya, McCandless mendapatkan semua fasilitas yang dibutuhkan dan memiliki hidup yang bisa dibilang sudah mapan.

Meski dalam kehidupan sosial orang tua McCandless adalah sosok yang ideal dengan kesuksesannya, namun McCandless justru berpikir lain. Baginya kedua orang tuanya hanyalah figur masyarakat kelas menengah yang hipokrit dan penuh dengan kemunafikan.

Faktanya sang ayah justru sering melakukan kekerasan pada sang ibu. Kondisi “merasa dibohongi” akhirnya membuat McCandless termotivasi untuk melakukan sebuah perjalanan dan petualangannya sendiri. Dia juga sempat mengutip perkataan Thoreau yang berbunyi:

”Rather than love, than money, than faith, than fame, than fairness… give me truth.”

Awal petualangan Christopher McCandless

Sosok asli Christopher McCandless. Sumber

Awal perjalanan panjangnya menyusuri keheningan Alaska adalah saat setelah Christopher McCandless dinyatakan lulus dari Emory University tanggal 12 Mei 1990. McCandless lulus dengan predikat cumlaude dan diberikan hadiah mobil baru dari orang tuanya. Namun McCandless menolak. Uang sisa kuliahnya yang seharusnya dimanfaatkan untuk melanjutkan kuliah justru disumbangkan ke Oxfam International, sebuah yayasan amal yang berjuang melawan kelaparan sebesar $24.000.

Pemikiran dan motivasi McCandless untuk bertualang dipengaruhi oleh karya-karya Jack London, Leo Tolstoy dan Henry David Thoreau.

Akhir Juni 1990 dia memulai perjalanan dan mengubah namanya menjadi Alexander Supertramp.

Menerjang ganasnya Alaska dengan perbekalan minim dan tidak memiliki pengalaman hidup di semak-semak Alaska

Mccandless dan petualangan sejatinya. Sumber

Sudah sejak lama, McCandless memimpikan “Alaskan Odyssey”. Merasakan hidup di padang gurun Alaska yang jauh dari peradaban kehidupan dan “menemukan dirinya”. Ia hanya membawa perbekalan seadanya. Wawasan survival-nya pun tergolong minim. McCandless betul-betul bergantung pada alam sepenuhnya, sekuat tenaga bertahan di tengah kebekuan dan kesunyian Alaska, kawasan dengan cuaca dan kondisi yang berat untuk hidup.

Jim Gallien, salah satu warga lokal yang memberi tumpangan mengatakan bahwa McCandless tidak ingin melihat siapapun. Dia memberikan jam arloji pada Jim dan membuang semua perbekalan lain seperti 85 sen-nya, sisir, bahkan peta. McCandless hanya ingin menjalani hidup tanpa tahu hari apa itu, waktu apa itu atau di mana ia berada.

Baca juga : Fakta Menarik Film Into the Wild yang Tak Banyak Orang Tahu

Di Gurun Alaska, McCandless tinggal di sebuah Bus Faibanks 142, peninggalan International Harvester tahun 1940-an. Di tempat ini dia masih memiliki perbekalan berupa 10 pound beras, senapan semi-otomatis Remington kaliber 22 LR, sebuah buku panduang tentang tanaman lokal, beberapa buku lain, dan beberapa peralatan berkemah. McCandless yakin bahwa dirinya bisa mencari makanan dari tumbuhan dan berburu binatang. Dia terus menuliskan gambaran kemajuan fisik dan spiritualitas di alam liar.

Kisah kehidupan McCandless mengarungi ganasnya Alaska bisa ditonton dengan lengkap dalam film Into The Wild. Film ini menceritakan awal perjalanan McCandless, segala petualangan ekstremnya di alam, hingga akhirnya dia tewas. Mayat McCandless ditemukan 6 September 1992 di kantong tidurnya di dalam bus oleh Butch Killian, seorang pemburu lokal.

Sebuah pro kontra tentang Christopher McCandless dan film Into The Wild

Potret Christopher McCandless sebelum ditemukan tewas. Sumber foto

Munculnya film Into The Wild sontak menggiring para penontonnya pada dua kubu. Satu sisi menganggap bahwa apa yang dilakukan Christopher McCandless adalah hal bodoh. Dia juga digambarkan sebagai sosok petualang bodoh yang ingin mati di gurun Alaska. Di sisi lain yang menjadi pendukungnya, Christopher McCandless dianggap sosok inspiratif karena berani menolak sistem masyarakat yang kacau dengan cara mencari jati diri di alam bebas. Pilihan hidup Christopher McCandless layak diapresiasi, begitu menurut para pemujanya.

Terlepas dari kedua kubu tersebut, Christopher McCandless adalah gambaran pemuda yang gigih mempertahankan idealismenya. Dia memilih menjalani hidup dengan caranya sendiri dan melupakan semua sistem dalam kehidupan sosialnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU