Covid-19 memberikan imbas besar bagi perekonomian berbagai negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pada kuartal III 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 3,49 persen. Sebelumnya pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia sudah minus 5,32 persen. Dengan kondisi ini, Indonesia secara resmi telah mengalami resesi ekonomi sejak tahun 2008.
Resesi merupakan kondisi penurunan aktivitas ekonomi secara signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tahun ini, resesi terjadi karena meningkatnya angka pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontrasi pendapatan serta manufaktur dalam jangka waktu lama sebagai akibat dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Menghadapi resesi ekonomi Indonesia, generasi milenial tak perlu panik. Terdapat beberapa tips untuk menghadapi resesi ekonomi dengan terus bisa liburan namun keuangan tetap aman. Berikut ini adalah diantaranya.
Dana darurat sangat penting untuk mengantisipasi apabila tiba-tiba terjadi masalah dengan sumber penghasilan. Jangan sampai ketika ada kebutuhan darurat yang harus dikeluarkan, kita justru malah mengandalkan hutang untuk bertahan hidup. Jika sudah memiliki dana darurat maka perkuatlah kapasitasnya. Besaran rata-rata dana darurat setidaknya harus bisa untuk memenuhi kebutuhan hingga 3-6 bulan ke depan.
Jika ingin tetap berlibur di masa resesi ekonomi, sebaiknya jangan sampai mengganggu dana darurat. Siapkan dana terpisah dari dana darurat yang secara khusus digunakan untuk liburan. Untuk mencapai itu, kurangi nilai belanja yang sekiranya tidak perlu dengan cara-cara yang masih mungkin dilakukan. Seperti misalnya, mengurangi kebiasaan main gim dan internet.
Supaya dana darurat tetap aman dan dana liburan cepat terkumpul, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan penghasilan harian. Cobalah untuk memulai bisnis dari lingkup terkecil dahulu. Namun jangan sampai itu mengabaikan aset terpenting, yaitu pekerjaan saat ini. Jika mungkin, luangkan waktu lembur dan bekerja lebih keras untuk mendapat promosi jabatan sehingga penghasilan pun bisa meningkat.
Selama resesi ekonomi, sebisa mungkin bebaskan diri anda dari belenggu hutang, terutama yang berbunga tinggi. Lunasilah hutang karena ini dapat mengurangi tekanan arus kas keuangan. Tahanlah diri untuk tak memiliki tagihan kartu kredit dalam jumlah besar. Jika belum bisa melunasi hutang, lakukan pembayaran angsuran minimum. Dengan begitu akan membantu untuk tetap berada di atas air sampai semuanya beres.
Ketika pasar saham jatuh, semua orang akan panik menarik diri dari dunia investasi saham. Kuatkan diri anda untuk terus melakukan investasi saham karena secara praktis tidak mungkin mengatur waktu pasar secara efektif. Ada saatnya jatuh, ada waktunya juga bangkit lagi. Hal penting yang perlu dilakukan yaitu memilih tempat paling tepat dan aman untuk investasi.
Generasi milenial memang identik dengan kebiasaan konsumtif. Di masa resesi seperti sekarang, kebiasaan itu perlu ditekan dan mempersiapkan prioritas keranjang pengeluaran. Untuk saat ini, prioritasnya adalah dana darurat, proteksi, investasi, dan konsumsi, Meskipun begitu, bukan berarti dilarang melakukan konsumsi lain selain kebutuhan primer. Liburan masih bisa dilakukan dengan memperhatikan kesehatan keuangannya.
Resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19 bisa menjadi pembelajaran bagi setiap lapisan masyarakat, termasuk generasi milenial. Dari resesi, dapat dipahami bahwa tidak ada sesuatu yang pasti sehingga harus mulai untuk berpikir mengenai antisipasi, proteksi, dan investasi. Saat situasi masih aman penting untuk mempersiapkan pondasi keuangan yang baik. Jadi ketika terjadi krisis masih ada yang bisa menjadi pegangan.