Salju Abadi Indonesia di Papua mencair. Hal ini didasarkan atas penelitian yang dilakukan oleh Tim BMKG selama delapan tahun terakhir mengamati tutupan es di Puncak Jaya.
Dalam penelitian tersebut, tutupan es menyusut drastis dari tahun ke tahun. Dengan perhitungan regresi, melalui data model prakiraan suhu, tutupan es di Puncak Jaya diperkirakan akan habis pada 2025 mendatang.
Dalam pantauan peneliti, sebenarnya salju masih ada namun salju tersebut telah berpori-pori dan pori-pori tersebut terisi air-air hasil pencairan es yang mempercepat proses pencairan. Proses ini akan makin parah dengan adanya penguapan suhu panas dari bebatuan yang mulai terekspos di puncak.
Diperkirakan, perubahan iklim karena pemanasan global penyebab mengapa es di Puncak Jaya mencair. Tidak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga ikut andil dalam pencairan es karena mampu mengikis salju.
“Secara visual perubahannya sangat besar, tapi memang kita belum punya data pasti dari tahun 2016 hinga 2018 ini. Tapi dari tahun 2010 hingga 2016 itu sekitar 10 meter.” Ujar Najib Habibie, Peneliti Iklim dan Kelautan BMKG dilansir dari CNN Indonesia.
“Kemudian dari kita melakukan perhitungan regresi, maksimal tahun 2025 (es) akan habis.” tambahnya.
Pencairan es di Puncak Jaya yang terkenal sebagai Salju Abadi Indonesia ini sangat disayangkan memang, tapi siapa yang bisa mengatasi perubahan iklim di bumi ini? Pemanasan global sudah terjadi, Salju Abadi akan segera menjadi kenangan jika manusia tak berubah dan hidup ramah dengan lingkungan.