Dua hari lagi, mendongaklah ke angkasa saat gelap menyapa. Saat itu, Anda akan menyaksikan gerhana bulan ‘Blood Moon’ paling lama di abad ini. Selama 1 jam 43 menit, Anda akan disuguhi fenomena langit cantik yang bisa dinikmati di mana pun Anda berada.
Momen istimewa ini pun disambut dengan berbagai cara. Di Tidore, Maluku Utara misalnya, masyarakat setempat mengenal tradisi Dolo Dolo untuk menyambut datangnya gerhana. Baik gerhana bulan maupun matahari.
Bila kita mengenal gerhana bulan sebagai momen di mana sebagian atau seluruh penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi, maka masyarakat Tidore masih memercayai bahwa gerhana bulan merupakan ulah raksasa atau dikenal dengan nama Suanggi yang menelan bulan atau matahari.
Maka, untuk mengusir raksasa tersebut, seluruh masyarakat Tidore memukul kentongan yang terbuat dari bambu yang disebut tifa dan peralatan dapur agar muncul suara bising secara bersamaan. Tradisi memukul kentongan inilah yang disebut sebagai Tradisi Dolo Dolo yang diyakini hingga sekarang.
Dilansir dari detik.com, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengungkapkan bahwa fenomena ini tak berpengaruh pada kehidupan manusia, namun memengaruhi hewan-hewan. Di mana saat terjadi gerhana, hewan akan tidur lebih awal karena lingkungan tampak lebih gelap dari biasanya.
Tradisi Dolo Dolo ini pun masih dilestarikan hingga kini. Pada tahun 2016, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk menyelenggarakan tradisi dolo-dolo saat terjadi gerhana matahari. Tradisi ini masih dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Melansir dari repbulika.co.id, tercatat tak hanya wisatawan domestik yang ke sana. Bahkan, ilmuwan dari NASA pun melakukan penelitian terkait fenomena gerhana di Tidore.