Perkawinan Anak di India, Tradisi yang Bisa Langgengkan Kekerasan Seksual

Perkawinan anak termasuk bagian dari kekerasan seksual. Berbagai risiko bisa hadir, mulai dari permasalah reproduksi, ekonomi, psikologis, bahkan nyawa anak

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Indramayu, Jawa Barat tengah digemparkan dengan berita kematian seorang gadis remaja berusia 15 tahun yang tewas dianiaya oleh suaminya sendiri. Korban dan sang suami diketahui dinikahkan secara dini atau terlibat dalam perkawinan anak.

Setelah empat bulan menikah, korban hamil dan kemudian melahirkan operasi caesar. Namun sebulan kemudian, bayi tersebut meninggal. Sekitar dua tahun sejak pernikahan itu, korban mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Baca Juga: Ritual Sati, Refleksi Pengorbanan Perempuan yang Kini Dikecam di India

Kasus di atas adalah satu contoh dari sekian kisah kelam perkawinan anak. Perkawinan anak termasuk bagian dari kekerasan seksual. Berbagai risiko mulai dari permasalah reproduksi, ekonomi, psikologis, bahkan nyawa hadir pada bahaya adanya perkawinan anak.

Pernikahan anak telah menjadi musuh bersama yang mesti tuntas tercerabut hingga ke akar-akarnya. Namun tidak halnya dengan salah satu komunitas di Gujarat, India.

Tradisi perkawinan anak di India

Prosesi pernikahan anak yang banyak dikecam berbagai pihak (Foto/Fawzan Husain)

Perundangan India sudah melarang pernikahan anak, namun sebuah komunitas di negara bagian Gujarat masih terus mengawinkan anak-anak di bawah umur ini.

Praktik ini terjadi terutama di kalangan minoritas agama. Dan tradisi mengawinkan anak di bawah umur masih dijalankan di kalangan suku adat Rabari di kawasan Kutch, negara bagian Gujarat.

Fotografer Fawzan Husain mengabadikan tradisi mengawinkan anak yang masih mengakar oleh salah satu komunitas di Gujarat, India ini.

Prosesi pernikahan anak yang banyak dikecam berbagai pihak (Foto/Fawzan Husain)

Pada sebuah acara pernikahan, tampak seorang pengantin, bocah lelaki, tiba dengan mobil di kampung mempelai, bocah, perempuan yang lebih muda lagi, di suatu pagi buta.

Tampak pula sang ayah mempelai bocah lelaki yang memersiapkan segala kebutuhan sang anak, mulai dari menemani, merias dan lain sebagainya.

Prosesi pernikahan anak yang banyak dikecam berbagai pihak (Foto/Fawzan Husain)

“Bukti-bukti menunjukkan, perkawinan anak membuat bocah perempuan rentan terhadap kekerasan penganiayaan dan eksploitasi,” papar sebuah laporan pemerintah India. Namun di negara bagian seperti Rajasthan dan Gujarat, perkawinan anak sering dikaitkan dengan kasta dan suku.

Sang mempelai bocah pun didampingi oleh ayahandanya, menuju ritual pernikahan. Setelah selesai upacara peresmian pernikahan tuntas, hidangan pun disajikan bagi para tamu.

Prosesi pernikahan anak yang banyak dikecam berbagai pihak (Foto/Fawzan Husain)

Baca Juga: Mengenal Suku Sentinel di Pedalaman Pulau Andaman, Samudera Hindia

Sasaran pembangun berkelanjutan PBB menetapkan tahun 2030 sebagai tahun penghapusan perkawinan anak.

Pemerintah India sendiri mengatakan mengatakan bahwa praktik perkawinan anak merupakan ‘hambatan untuk hampir setiap tujuan pembangunan: mengentaskan kemiskinan dan kelaparan; mencapai pendidikan dasar universal, mempromosikan kesetaraan gender, melindungi khidupan anak-anak, dan meningkatkan kualitas kesehatan perempuan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU