Tradisi Sisemba, Adu Tendang Antar Warga Saat Pesta Panen Tiba

Di Toraja, ada sebuah tradisi unik bernama Tradisi Sisemba di mana tradisi ini digelar untuk sambut pesta panen bersama antar warga.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Sekarang semua orang di Thailand sangat akrab dengan olahraga Muaythai sejak masih anak-anak. Bahkan tiap desa sering melakukan kejuaraan-kejuaraan untuk mempunyai juara-juara yang tangguh.

Baca juga: Mengintip tradisi mudik dari berbagai negara dunia 

Beladiri serupa ternyata juga terdapat di tanah air, meski dengan maksud dan tujuan berbeda. Di Toraja, ada sebuah tradisi unik bernama Tradisi Sisemba.

Tradisi Sisemba, adu tendang antar warga untuk sambut panen. Foto dari flickr

Tiap tahun, warga Kande Api menggelar tradisi pesta panen dengan membawa berbagai macam makanan khas seperti nasi bambu atau peong.

Diiringi dengan tari Ma’gallu, serta Ma’ lambuk atau menumbuk padi secara beramai-ramai para petani pun berpesta.

Seorang pemuka adat memberi wejangan adat atau Ma’parappa yang berisi pesan pesan leluhur tentang aturan bertani. Warga yang memadati lokasi pesta panen, disuguhkan tarian Ma’gallu yang dibawakan oleh remaja putri.

Tarian ini bermakna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah. Warga memberikan uang sawer sebagai tanda kegembiraan dan terima kasih.

Sebagian warga lain menggelar tradisi Ma’lambuk atau menumbuk padi. Ada yang menarik di sini. Mereka menganut prinsip persamaan gender.

Biasanya wanitalah yang memukul lesung padi. Sebaliknya, di sini kaum pria memukul lesung dengan irama tinggi, diikuti gerakan menyerupai tarian serta teriakan khas Toraja. Warga setempat meyakini, jika irama ketukan lesung dapat mengusir hama padi. Semakin tinggi irama ketukan, maka semakin banyak hama yang diusir.

Orang yang tak mengetahui mereka sedang melangsungkan upacara adat mungkin mengira mereka sedang tawuran.

Baca juga: Tradisi aneh warga India, ceburkan anak ke kotoran sapi 

Warga dari kampung tetangga, saling berhadap hadapan untuk melumpuhkan, dengan cara beradu kaki secara massal. Peserta yang jatuh tak lagi diperbolehkan diserang. Agar tak mudah jatuh, mereka saling berpegangan tangan sambil menyerang dengan tendangan kaki.

Tak heran banyak warga yang mengalami cedera, mulai dari keseleo hingga luka luar akibat saking kerasnya tendangan lawan.

Satu yang membuatku salut, walau terlihat kasar dan keras, namun warga yang saling tendang di lapangan bebas, tak membawa dendam hingga keluar arena. Usai Sisemba mereka bubar dan kembali akrab. Adu kaki justru merupakan cara efektif untuk mengakrabkan diri dan saling mengenal dengan warga desa lain.

“Tradisi Sisemba sama sekali bukan permainan anarkis

Tradisi Sisemba adalah sebuah keharusan bagi warga setempat demi mendapatkan hasil panen yang berlimpah ditahun akan datang. Jika sisemba tak dilaksanakan, panen mereka akan gagal.

Dulu pernah di suatu waktu, tradisi ini tidak digelar. Petaka pun datang. Panen mereka gagal total. Serangan hama merebak. Hingga saat ini warga Desa Kande Api, masih melestarikan tradisi Sisemba.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU