Toko Djoen Jogja, Kedai Roti Legendaris dari Kota Pelajar Sejak 1935!

Toko Djoen Jogja bisa dibilang kedai roti tertua dan legendaris di Indonesia karena telah berdiri bahkan sebelum negara ini merdeka, yaitu pada tahun 1935.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Toko Djoen Jogja bisa dibilang sebagai salah satu kedai roti paling tua dan legendaris di Indonesia karena telah berdiri bahkan sebelum negara ini merdeka, yaitu pada tahun 1935. Lokasinya berada di Jalan Margo Mulyo Nomor 78, Yogyakarta atau tepat di berada di ruas Jalan Malioboro. Toko Djoen menjadi satu-satunya ruko dengan lantai dua berupa lantai tembok.

Meskipun di tengah gempuran ragam kuliner kekinian, keberadaan Roti Djoen atau yang sekarang bernama Bakery & Shop Djoen Lama terbukti dapat bertahan. Menyajikan beragam roti klasik yang empuk dan sangat terjangkau, Roti Djoen memang memiliki ceruk pasarnya tersendiri. Setiap gigitan rotinya mampu membangkitkan kenangan lama tempo dulu.

Kedai roti ini telah berdiri sejak tahun 1935 saat Indonesia masih berada di bawah kolonialisme Hindia Belanda. Menempati sebuah ruko tua di lantai dua. Memasuki toko Djoen Lama membuat waktu seolah berhenti. Interior jadulnya begitu kental, belum lagi rak kayu dan aroma wangi roti hangat yang baru diangkat dari oven. Sungguh seperti kembali ke masa lalu.

(radarjogja,jawapos.com)

Roti andalan di toko Djoen Lama adalah roti pisang. Jenis roti ini pertama kali dibuat pada 1959. Sebelum roti pisang, dahulu kedai ini hanya punya roti gula jawa, roti sobek, dan roti rol. Saat ini toko Djoen Lama dikelola oleh generasi kedua, Hadinah yang berusia 84 tahun. Hadinah merupakan mantu yang menikahi anak dari pendiri kedai roti ini pada tahun 1959.

Toko Djoen Lama didirikan oleh Tan Lian Ngau pada 1935 yang saat itu memborong usaha roti sekaligus bangunan milik salah seorang keturunan Tionghoa, Tan Poe Djoen, asal Temanggung, Jawa Tengah. Hingga kini, Toko Djoen Lama masih setia memproduksi roti-roti lawas seperti Onbijtkoek (roti rempah ala Belanda), roti sobel polos, roti semir, dan roti rol polos.

(food.detik.com)

Pada tahun 1959 setelah kedatangan Hardinah, muncul banyak varian baru seperti roti pisang, roti tawar, roti aneka isian dan topping, kue sus, kroket, biskuit bagelen: roomboter ‘Meila Chandra’, dan American-style doughnut. Hardinah begitu setia mempertahankan rasa roti buatannya, bahkan cara masak dan bahan-bahan yang digunakan pun tetap sama sejak dulu.

Di belakang kedai, terdapat satu ruangan yang dikhususkan untuk tempat produksi roti-roti di toko Djoen Lama. Proses produksi menggunakan oven batu berukuran 4×6 meter berbahan dasar solar. Dengan oven ini, roti dapat matang secara perlahan dan membuat cita rasanya tidak berubah dari dahulu hingga sekarang. Tertarik untuk mencicipi citra rasa masa lalu?

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU