Tips Membawa Kamera Ke Gungung Saat Pendakian

Membawa kamera saat pendakian tak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus kamu tahu.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Rencana seorang teman memotret sunrise di Sindoro gagal total. Lensanya berembun dan baterai yang telah dicharge penuh sebelum berangkat tiba-tiba drop dan hampir habis. Kecewa pasti, karena momen saat semburat cahaya menembus embun tipis kala sang surya mulai muncul di ufuk timur tak akan terulang 2 kali hari ini.

Lensa berembun dan baterai kamera yang cepat drop saat pendakian sering menjadi musuh utama para pendaki yang hobi menjepret keindahan alam pegunungan.

Ada beberapa hal yang sering saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut;

Pisahkan dalam tas khusus, lengkap dengan raincover

Ini hal paling mendasar yang perlu diketahui. Saya tak pernah mencampur camera dalam carrier, karena rentan benturan. Bawa tas untuk kamera khusus, dengan busa pelindung yang cukup tebal didalamnya demi melindungi dari benturan. Pendakian tak pernah mudah, sepengalaman apapun, medan pendakian selalu memberi hal tak terduga.

Di Sindoro, saya sempat terpeleset dan terguling karena sepatu yang selip. Tas kamera saya terbentur cukup keras ke tanah berbatu. Beruntung, busa pelindung tambahan dan kain yang saya lilitkan ke badan kamera berhasil meredam benturan parah. Tak ada lecet dan kerusakan apapun di kamera.

Jangan terlalu lama berada dalam tas

Masukan kamera dalam tas hanya saat melewati medan terjal dan berat saja. Terlalu lama menyimpannya dalam tas akan membuat kamera membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan dengan suhu luar. Tas yang digunakan pun harus dibuat lubang udara agar suhu di luar dan dalam tas tak jauh berbeda. Perbedaan suhu yang terlalu drastis membuat lensa berembun. Hal ini disebabkan karena saat digunakan kamera akan memanas, sementara suhu diluar sangat dingin.

Saya selalu mengalungkan kamera di leher sejak awal pendakian dan memasukan dalam tas hanya saat melewati medan yang dirasa berat dan dapat menyebabakan kamera terbentur seperti saat harus memanjat tebing, atau menuruni jalur berpasir yang licin.

Manfaatkan keajaiban beras

Selalu siap sedia beras dalam jumlah yang cukup saat mendaki. Bukan hanya untuk logistik makan, namun juga ‘mengobati’ lensa berembun.

Saat lensa terlanjur berembun seperti kasus teman saya di Sindoro, ada dua pilihan. Menunggu suhu diluar menghangat, atau membuat suhu badan kamera dingin. Saya memilih cara kedua. Saya mengambil beras logistik secukupnya dan memasukan dalam tas kamera. Kamera saya tutup dengan beras, dan tutup rapat tas kamera. Dinginnya beras membuat suhu dalam kamera turun dengan lebih cepat. Embun dalam lensa pun hilang. Jika suhu kamera sudah mendingin, jaga agar suhunya tetap stabil. Jika terlalu sering mengalami perubahan suhu drastis bisa menyebabkan kondensasi di lensa dan meninggalkan bekas yang tak bisa dihapus.

Cara lain, jemur saja diluar menunggu suhu luar menghangat. Namun jangan terlalu lama, cukup 10-15 menit saja.

Permasalahan baterai

Baterai kamera akan mudah drop di tengah suhu dingin. Saat akan tidur, cabut baterai kamerai dan jepit menggunakan ketiak atau selangkangan sehingga menjaga suhu baterai tetap hangat. Hal ini selalu saya lakukan saat pendakian, selain tentu dengan menyiapkan baterai cadangan.

Jika kamu mendaki dengan cara tek-tok atau tak menginap, usakan selalu agar baterai cadanganmu tak lembab dan tetap hangat. Balut dengan kain kering rapat-rapat dalam tas.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU