Sarinah merupakan kawasan pusat perbelanjaan yang populer di Jakarta, dan menjadi pusat perbelanjaan serta gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Sarinah berada di bawah pengelolaan PT Sarinah, perusahaan pelat merah milik negara. Sebagai pusat berlenajaan modern, pemakaian nama Sarinah memang cukup unik. Tak banyak yang tahu, bahwa sejarah nama Sarinah dipilih langsung oleh Presiden Soekarno.
Sosok Sarinah pernah benar-benar hidup di masa lampau, ia merupakan pengasuh Presiden Soekarno di masa kecil yang mengajarkan cinta serta kasih sayang. Bahkan Sang Proklamator juga menulis buku yang berjudul “Sarinah: Kewadjiban Wanita dalam Perdjoeangan Republik Indonesia“. Di bagian awal buku tertulis ungkapan terimakasih dan pujian kepadanya.
Baca juga: Wajah Baru Pantai Indah Kapuk
“Saya namakan kitab ini Sarinah sebagai tanda terimakasih saya kepada pengasuh saya ketika masih kanak-kanak. Dari dia saya banyak mendapat pelajaran mencintai orang kecil. Dia sendiri pun orang kecil. Tapi budinya selalu besar! Moga-moga Tuhan membalas kebaikan Sarinah itu!”
Presiden Soekarno bertemu Sarinah saat berusia enam tahun di Mojokerto ketika ikut pindah bersama orang tuanya. Bagi keluarganya, Sarinah bukan seorang pelayan seperti dalam pengertian barat. Ia adalah bagian keluarga. Sarinah tidur, makan, dan tinggal bersama keluarga Presiden Soekarno. Ia tidak digaji sepeser pun, selama hidupnya ia juga tidak pernah menikah.
Tentang Sarinah yang tidak menerima gaji, Presiden Soekarno menjelaskan membayar upah untuk pekerjaan rumah tangga pada awalnya tak dikenal di lingkungan keluarganya. Setiap pekerjaan berat yang harus diselesaikan akan dibantu oleh semua anggota keluarga secara gotong royong. Soekarno kecil sangat dekat dengan Sarinah, mengikuti kemanapun ia beraktivitas.
Baca juga: Hotel Tempat Soekarno Bertemu Ratu Pantai Selatan
Pada suatu ketika, Sarinah pernah berpesan kepada Soekarno kecil, “Karno, di atas segalanya engkau harus mencintai ibumu. Tetapi berikutnya engkau harus mencintai rakyat kecil. Engkau harus mencintai umat manusia.” Ini diceritakan dalam buku berjudul “Soekarno Penyambung Lidah Rakyat” di bab khusus Mojokerto: Kepedihan Masa Muda. Sarinah telah memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk pola pikirnya kala itu.
Terkait asal-usul Sarinah, Presiden Soekarno tidak pernah bercerita secara detail. Jejak Sarinah kini dapat ditemukan di Pekuburan Rakyat Kelurahan Kepatihan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Terdapat sebuah makam tua dengan nisan yang bertuliskan nama Sarinah, meninggal 28 Desember 1959. Dalam sejarah Indonesia, dokumen tentang Sarinah hanya terwakili oleh selembar foto milik Arsip Nasional Republik Indonesia.
Pada 15 Agustus 1966, Presiden Soekarno meresmikan gedung pencakar langit yang ketika itu akan digunakan sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Lokasinya berada di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Presiden Soekarno menyebutnya Gedung Sarinah, yang memiliki 15 lantai dan tinggi 74 meter. Gedung Sarinah diperuntukkan khusus produk buatan negeri.
Baca juga: Hotel Indonesia Kempinski, Hotel Pertama di Indonesia
Perlahan, Sarinah menjadi mal untuk produk-produk mewah dan kalangan elit. Menteri BUMN, Erick Thohir sejak pertengahan 2020 telah melakukan renovasi dan transformasi pada gedung Sarinah. Rencananya, Sarinah akan dikembalikan kepada khittah awalnya, sebagai pusat kekayaan produk buatan dalam negeri dan episentrum pertumbuhan ekonomi Indonesia.