Sejarah Festival Payung Indonesia Yang Perlu Kamu Tahu

SHARE :

Ditulis Oleh: Ahmad Nursani

Panitia Festival Payung Indonesia yang sedang mempraktekkan cara melukis payung tradisional.

Festival Payung Indonesia yang kembali digelar untuk ke empat kalinya di Solo dan diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri. Namun berbeda dengan tiga tahun sebelumnya yang rutin digelar di Taman Balekambang, untuk tahun ini Festival Payung Indonesia digelar di Puro Mangkunegaran dan secara resmi dibuka pada Jumat, 15 September 2017 malam.

Pada event yang diselenggarakan selama tiga hari mulai dari Jumat, 15 – 17 September 2017 ini, masyarakat dan wisatawan dapat melihat sekaligus serta mengetahui jenis payung dari berbagai daerah di Indonesia.

Festival Payung Indonesia tahun ini mengambil tema “Sepayung Indonesia,” yang bertujuan untuk mendorong persahabatan dan perdamaian dalam keberagaman yang ada di Indonesia, yang akhir-akhir ini sedang mengalami banyak ancaman. Seperti yang disampaikan Heru Mataya Selaku Ketua Pelaksana Festival Payung Indonesia 2017, pada saat jumpa pers di Prangwedanan, Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (8/9/2017)

“Dimulai karena keberagaman Indonesia yang merupakan anugerah dan penuh warna. Namun akhir-akhir ini terjadi berbagai ancaman bertoleransi. Jadi, lewat ini kami ingin merajut rasa persatuan bangsa”

Event ini tidak hanya diisi dengan pameran ratusan payung, tapi juga workshop yang menampilkan proses dalam menghias sebuah payung. Selain itu juga ada Fashion Show kain lurik dan payung dari berbagai daerah di Indonesia, pentas seni tari dai para maestro tari di Indonesia seperti Didik Nini Thowok, Ayu Bulantrisna Djelantik, dll, serta tak ketinggalan Workshop fotografi oleh Darwis Triadi.

Sejarah Festival Payung Indonesia

Festival Payung Indonesia pertama kali digelar oleh Kementrian Pariwisata melalui Direktorat Jendral Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya pada tahun 2014 tepatnya pada tanggal 28-30 November 2014 di Solo. Event ini diselenggarakan karena lesunya industry kerajinan payung tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Jadi diharapkan dengan adanya Festival Payung ini  dapat mengembangkan ruang kreatif baru yang mengeksplorasi produk industry kreatif berdaya asing, serta untuk membangkitkan kembali dan melestarikan kerajinan payung Indonesia yang mulai terancam punah dan diharapkan event ini bisa diselenggarakan setiap tahunnya di Solo. Pada tahun pertama ini, Festival Payung Indonesia mengambil tempat di Taman Balekambang.

Kemudian pada tahun 2015 Festival Payung Indonesia Kembali digelar pada 11-13 September 2015 dengan mengusung tema “Payung Lahir Kembali dalam Kebaruan Artistik Visual”. Pada tahun keduanya, event ini diikuti oleh 13 daerah di Indonesia yang mana masing-masing dari daerah tersebut terdapat para perajin payung tradisional, diantaranya, Baubau, Palu, Kuantan Singingi, Padangpanjang, Bengkulu, Jakarta, Bandung dan Tasikmalaya (Jawa Barat), Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Klaten. Selain diikuti dari perajin payung tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, di Tahun 2015 Festival Payung Indonesia juga diikuti oleh delegasi dari negara sahabat yaitu Thailand, Tiongkok, dan Jepang.

Pada 23-25 September 2016 Festival Payung Indonesia kembali digelar untuk ketiga kalinya di Taman Balekambang. Dengan pasar payung sebagai agenda utamanya, Festival Payung pada Indonesia pada tahun 2016 juga ini memiliki rangkaian agenda kegiatan lainnya seperti, karnaval Payung, Pentas Tari Payung, Solo Dance Festval, Fashion Show Payung, Workshop dan Melukis Payung, Pameran dan Lomba Foto, Sarasehan dan Refleksi, dan Workshop Wordl Culture Forum. Negara sahabat yang turut ambil bagian pada event tersebut juga bertambah dari tahun sebelumnya. Negara-negara tersebut diantaranya, Jepang, Thailand, Kamboja, Tiongkok dan beberapa negara sahabat lainnya. Dan untuk tahun 2017 hanya Thailand yang berpartisipasi pada event ini.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU