Pekan lalu, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak dinyatakan hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Beberapa jam setelahnya, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Keduanya merupakan daratan mungil tidak berpenghuni yang dikelilingi Laut Jawa.
Dibandingkan pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu, Pulau Laki dan Pulau Lancang kurang begitu populer. Namun sejak tragedi Sriwijaya Air SJ-182, mendadak Pulau Laki serta Pulau Lancang menjadi pusat perhatian publik Indonesia bahkan dunia. Berikut akan disajikan fakta-fakta menarik terkait Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu. Konon sangat angker.
Memiliki luas mencapai 1,5 Ha, Pulau Laki dikelilingi oleh kawasan hutan bakau. Terdapat puluhan unit penginapan, kolam renang, lapangan tenis, hingga lapangan golf. Namun karena suatu hal, berbagai fasilitas tersebut tidak lagi beroperasi. TNI Angkatan Laut kemudian dijadikan sebagai area pelatihan sejak tahun 2001. Pulau Laki juga menjadi laboratorium alam.
Para akademisi biasa datang ke pulau berpasir putih untuk mempelajari burung. Terdapat 27 spesies burung yang dapat dijumpai, di antaranya Perkutut (Geopelia striata) dan Gagak Hutan (Corvus enca). Pulau Laki ini dapat dijangkau dari Pantai Mauk di Tangerang menggunakan kendaraan seperti perahu selama 25 menit. Tersedia juga tempat untuk berkemah.
Pulau Laki dahulu merupakan gudang rempah-rempah milik VOC di masa Hindia Belanda. Beberapa gedung peninggalan VOC juga masih ditemukan berdiri, salah satunya bekas kelab malam. Nama Pulau Laki diambil karena pulau ini menjadi tempat para tentara Hindia Belanda “ngalakian”. Dahulu wanita pribumi dibawa ke pulau ini untuk menjadi pemuas nafsu tentara.
Berbeda dengan Pulau Laki, Pulau Lancang memiliki penghuni dan sering dikunjungi oleh wisatawan. Memiliki luas mencapai 18 Ha dan berjarak 11 Km dari utara Pulau Jawa. Pantai Karma sangat ramai dikunjungi untuk kegiatan wisata bahari. Para penduduk sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Dapat diakses dari Dermaga Marina, Ancol selama sekitar 1,5 jam.