Kenapa Kecelakaan Pesawat Tidak Ada yang Selamat? Ini Jawabannya

Kenapa kecelakaan pesawat tidak ada yang selamat? Sekalinya mengalami kecelakaan, harapan adanya korban selamat hampir tidak ada.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Sabtu (9/1/2021), pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB dengan rute Jakarta-Pontianak. Total penumpang yang terdaftar 62 orang, terdiri atas 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.

Sejak dinyatakan hilang kontak dan ditemukannya puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di kawasan Kepulauan Seribu, tidak ada harapan lagi adanya korban selamat. Terbukti, hingga pada hari ke-10 pencarian oleh tim dari Basarnas sama sekali tak ditemukan korban selamat yang hidup. Sebagian besar dievakuasi dalam kondisi meninggal dan tubuh tak utuh.

Kenapa kecelakaan pesawat tidak ada yang selamat? Memang transportasi udara ini dinobatkan sebagai transportasi paling aman. Namun sekalinya mengalami kecelakaan, harapan adanya korban selamat hampir tidak ada.

Kenapa Kecelakaan Pesawat Tidak Ada yang Selamat?

Tidak hanya meninggal, korban tragedi jatuhnya pesawat juga sangat sulit ditemukan. Hal itu disebabkan oleh benturan yang keras saat kecelakaan terjadi. Kecepatan pesawat saat menghunjam ke darat atau laut mencapai 300 Km/Jam. Dengan kecepatan seperti itu, kemungkinan hidup bagi para penumpang sangat kecil. Belum lagi risiko terjadinya ledakan di pesawat.

Sebenarnya tidak ada jawaban jelas jika berbicara tentang seberapa besar peluang selamat dari kecelakaan pesawat. Semuanya tergantung keadaan. Namun jika skala kecelakaan setara atau lebih besar dari tragedi Sriwijaya Air SJ-182, jelas dipastikan tidak ada peluang sama sekali. Meski demikian, kecelakaan pesawat seperti itu sangat jarang terjadi. Apalagi mengingat teknologi keselamatan di dalam pesawat sudah sangat maju dan canggih.

Hasil peninjauan dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS terkait kecelakaan pesawat nasional pada tahun 1983-1999, diketahui bahwa 95% penumpang selamat dari kecelakaan, termasuk 55% dalam insiden paling serius. Sementara itu, penelitian Dewan Keselamatan Transportasi Eropa di tahun 1996 memperkirakan ada 90% kemungkinan penumpang selamat.

Tom Farrier, Mantan direktur keselamatan di Asosiasi Transportasi Udara AS menjelaskan dalam forum Quora bahwa terdapat tiga kondisi yang jadi penentu apakah sebuah kecelakaan pesawat dapat diatasi atau tidak, yaitu (1) tingkat keparahan saat terjadi kecelakaan seperti benturan; (2) struktur pesawat yang mengalami kecelakaan tetap utuh secara substansial; dan (3) kondisi lingkungan pasca kecelakaan bisa menimbulkan ancaman.

Singkatnya, peluang selamat dari tragedi kecelakaan pesawat ditentukan oleh seberapa buruk kecelakaan terhadap tubuh, seberapa parah tingkat kerusakan pesawat, dan apakah reruntuhan serta lingkungan jatuh aman. Kepatuhan penumpang juga menentukan, mulai dari mengenakan sabuk pengaman, tidak memakai pakaian mudah terbakar, dan hal-hal lainnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU