Pro Kontra Busana Wanita Pendaki Masa Kini

Perkembangan dunia pendakian memang cukup ekstrim, dulu celana bersaku dan kemeja flanel adalah sahabat para pendaki wanita. Kini semua berubah, busana wanita pendaki kini kian menjadi pro kontra.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Sekarang ini, kita berada pada era di mana mendaki telah berubah jadi lifestyle atau gaya hidup. Hampir setiap orang pernah mendaki termasuk para wanita, dari yang tomboy hingga yang syar’i. Tapi busana wanita pendaki di masa kini makin nyeleweng. Banyak yang terang-terangan memilih celana gemes dan busana syar’i.

Pendaki gemes, apa mereka aman?

Banyak pendaki yang pakai celana gemes. Amankah mereka? Foto oleh putryeong_16

Perkembangan dunia pendakian memang cukup ekstrim, dulu celana bersaku dan kemeja flanel adalah busana wanita pendaki yang memancarkan aura petualangan. Kini pendaki wanita punya style sendiri saat mendaki. Unsur fashion sering meliputi dunia pendakian, itu semua tak lain tak bukan karena pengaruh gaya hidup zaman modern.

Pendaki wanitapun lebih memilih celana pendek gemes untuk mendaki. Katanya, celana pendaki lebih memudahkan saat mendaki, pun saat berfoto juga terlihat lebih menarik. Tak peduli bahan celananya, para pendaki wanita naik gunung dengan ‘pede’nya dengan busana wanita pendaki masa kini.

Meskipun ada yang nyinyir “mau naik gunung atau ngemall?”, ada juga yang berpendapat bahwa itu tak sopan tapi tak satupun pendaki gemes yang peduli. Padahal, celana gemes cukup berbahaya saat pendakian. Pertama karena memungkinkan terkena goresan dan serangan serangga dan lintah, kedua karena jika bahan celana yang dipilih berupa bahan jeans bisa mempersulit pendakian karena bahannya mudah menghantarkan dingin dan sulit kering jika terkena air.

Baca juga: 11 Hal yang Sebenarnya Tak Disukai Pendaki Pria dari Pendaki Wanita

Lalu, amankah menggunakan busana syar’i saat mendaki?

Pendaki Syar’i: Eno Salsabila. Foto oleh Eno Salsabila

Tak ingin kalah dengan pendaki gemes, para wanita yang hobi pakai rok dan gamis pun berbondong-bondong naik gunung. Meskipun tujuannya ingin melihat kebesaran Tuhan, tapi busana syar’i terbukti tak aman untuk pendakian.

Seorang pendaki syar’i bernama Eno yang pernah kami wawancarai pun merasakan ketidaknyamanan itu. Saat hujan ia kelelahan karena rok yang basah, bukan hanya itu saja, ia pun merasa kesusahan saat menghadapi trek bebatuan terjal. Ia harus merangkak melewati batu itu. Meskipun sebenarnya halangan itu bisa diakali dengan penggunaan legging tapi tetap saja, busana syar’i pun sebenarnya tak aman untuk pendakian.

Baca juga: 6 Rahasia yang Sering Dipendam Para Pendaki Cewek

Harusnya lebih bijak, tak peduli fashion atau prinsip keamanan adalah hal utama

Keamanan adalah hal utama saat mendaki. Foto oleh pendakicewek

Setiap pendaki wanita punya prinsip sendiri-sendiri. Sebagian ingin terlihat fashionable, sebagian lagi ingin patuh pada norma agama. Kami menghargai dua hal itu, tapi setidaknya para pendaki wanita lebih bijak dalam memilih sesuatu, apalagi untuk urusan mendaki yang dekat dengan hal-hal yang berbahaya.

Meskipun tak semenakutkan dulu, gunung tetaplah sama. Usahakan untuk mengesampingkan hal-hal yang membuat kita berada dalam bahaya. Setidaknya itu yang bisa kita lakukan untuk menghargai hidup kita sendiri. Betul bukan?

Ingat, alasan seseorang pergi bertualang adalah untuk kembali pulang. Jangan sampai kita memaksakan prinsip untuk membuat diri kita dalam bahaya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU