Sudahkah Anda mencicipi kuliner sate kelinci? Sate dengan daging kelinci tergolong unik dan khas Indonesia. Pada beberapa daerah di Indonesia, sate ini justru merupakan kuliner andalan, antara lain pada kawasan di seputar destinasi Tawangmangu dan Bandungan, Semarang.
Secara tampilan, sate kelinci umumnya tak memiliki perbedaan mencolok dengan sate ayam. Begitu pula dengan irisan daging dan siraman bumbu sambal yang digunakan.
Bumbu yang digunakan layaknya sate pada umumnya, yaitu bumbu kecap (isinya kecap, irisan bawang merah, dan irisan cabai rawit merah) dan bumbu kacang (isinya kacang tanah, bawang merah, bawang putih cabai rawit, kencur, kemiri, asem, dan daun jeruk purut).
Bumbu ini bisa pula ditambahkan dengan resep andalan dan rempah-rempah seperti ketumbar dan kayu manis. Ukuran dan rasa daging juga tak terlampau memiliki perbedaan jauh.
Tekstur dan warna yang dimiliki oleh daging kelinci dan ayam hampir sama dan berwarna putih. Kendati hampir sama dari sisi warna tetapi ada perbedaan pada warna daging kelinci, yakni putih kemerahan.
Meski sekilas tampak sama, tekstur dan serat daging kelinci juga berbeda dengan daging ayam. Serat daging kelinci lebih halus. Rasa daging pun agak kenyal dibanding daging ayam yang terasa lebih empuk.
Sate pada daging kelinci rupanya memiliki kandungan lemak yang jauh lebih rendah dibanding dengan sate berdaging ayam.
Satu porsi sajian daging kelinci mentah seberat 100 gram mengandung kalori sekitar 175 kkal, 33 gram protein, 123 mg kolesterol, dan total lemak 3,5 gram (dengan kandungan lemak jenuh hanya 1 gram).
Kandungan zat besi dalam daging kelinci pun termasuk cukup tinggi, yakni mampu memenuhi 27 persen kebutuhan harian Anda.
Khasiat pada daging kelinci antara lain mampu mengobati penyakit asma, dan mampu mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Sate daging kelinci juga kaya akan sumber vitamin dan mineral, diantaranya vitamin B12, vitamin B3, dan magnesium.
Vitamin B12 memainkan peran penting dalam pembentukan sel darah merah, metabolisme, dan fungsi sistem saraf. Sementara vitamin B3 atau dikenal dengan niacin, membantu tubuh mengubah karbohidrat menjadi energi.
Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan sate daging ayam, yang kadar B12 dan zat besi dalam dagingnya jauh lebih sedikit daripada kelinci.