Sejarah Awal Mula Sate Kelinci Bandungan Semarang

Kuliner sate kelinci Bandungan Semarang memang sudah menjamur. Di sepanjang jalan menuju Gedong Songo banyak dijumpai. Namun tahukah Anda warung mana yang pertama kali ada?

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Banyak orang mengenal lumpia sebagai kuliner khas Semarang. Namun saat Anda liburan ke kawasan Kabupaten Semarang tepatnya di kecamatan Bandungan, sate kelinci jadi kudapan yang jamak ditemui sepanjang jalan menuju Wisata Gedong Songo.

Tenda-tenda warung pinggiran berwarna kuning bertuliskan ‘jual sate kelinci’ menjadi pemandangan khas yang tak akan dilupa siapapun yang menginjakkan kaki di Bandungan. Banyaknya warung sate kelinci Bandungan Semarang ini membuat kami penasaran. Bagaimana awal mula munculnya sate kelinci ini di Semarang?

Baca juga: Kuliner tempo doeloe Jakarta yang bisa Anda nikmati sembari saksikan gelaran Asian Games 2018

Kami telah mewawancarai pemilik warung sate Kelinci Pak Pono pada Minggu (30/7). Saat kami wawancarai, istri Pak Pono mengklaim bahwa warungnya merupakan warung sate kelinci pertama di Bandungan, Semarang.

Awalnya, kami berpikir bila banyaknya warung sate kelinci di Bandungan berbanding lurus dengan menjamurnya peternakkan kelinci di sana. Namun ternyata tidak demikian.

Istri Pak Pono, Poniwati bercerita awal mula berkembangnya pusat kuliner sate kelinci Bandungan. Sekitar 16 tahun silam, Pak Pono yang berasal dari Tawangmangu, Karangayu, Surakarta berinisiatif untuk menjajakkan kuliner sate kelinci yang memang banyak dijual di Tawangmangu. Mengingat suhu udara dan lanskap alam Bandungan yang mirip Tawangmangu rasanya sangat cocok sajikan hidangan sate kelinci.

Kelinci yang diolah didapatkan dari Pasar Pon (Pasar Hewan) Ambarawa yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bawen. Setiap akhir pekan mereka membeli 5 ekor kelinci untuk dijual. Sedangkan saat hari biasa, warung ini hanya mengolah 3 ekor saja.

Kelinci yang diolah bukan kelinci peliharaan, namun kelinci Australia yang berbadan gempal dan daging yang melimpah.

Banyak yang mulai mengikuti bisnis sate kelinci, tak sedikit yang berbuat curang dengan sajikan daging ayam alih-alih kelinci

Sate kelinci Bandungan Semarang pertama kali dibawa oleh Pak Pono yang berasal dari Tawangmangu. Foto dari Echi/ Phinemo

Awal didirikan, warung sate kelinci Pak Pono tak punya pesaing. Hingga lambat laun, banyak juga penjual lain yang mulai mengikuti bisnis kuliner ini.

“Bapaknya kan dari Tawangmangu, di sana itu sate kelinci kan banyak, jadi waktu pindah ke Bandungan, bapak inisiatif jualan sate kelinci khas Tawangmangu di Bandungan Semarang. Yang akhirnya mulai diikuti banyak orang” jelas Ibu Poniwati

Bisnis sate kelinci Bandungan Semarang memang sudah mulai menjamur. Rata-rata mereka tak hanya menjual sate kelinci, ada juga sate ayam, dan sate kambing. Namun sangat disayangkan. Ketatnya bisnis kuliner dan bahan baku yang terkadang tak mencukupi membuat penjual nakal menyajikan daging ayam alih-alih kelinci.

Pengunjung yang baru pertama kali mencicipi kuliner sate kelinci ini mungkin tak bisa membedakannya. Sebab, rasa daging kelinci memang tak jauh beda dari daging ayam.

Meski demikian, Warung Sate Pak Pono tak lantas ikut-ikutan nakal. Ibu Poniwati mengaku tak mau berbuat curang. Ia selalu jujur atas hidangan yang disajikan.

“Saya ndak berani bohong mbak, meski cuma satu tusuk saja kalau itu daging ayam, saya akan jujur” ungkapnya.

Baca juga: Jangan salah sangka, kuliner ini ternyata berasal dari luar negeri

Dari warung sate kelincinya ini Pak Pono bisa menyekolahkan anaknya hingga tamat kuliah dan kini menjadi pendidik

Warung sate kelinci Bandungan Pak Pono ini sudah berdiri sejak anaknya berusia 5 tahun. Kini, anak satu-satunya tersebut sudah menamatkan kuliah sebagai sarjana pendidikan jurusan Bahasa Inggris. Bahkan, putrinya sudah menjadi guru di salah satu sekolah swasta kenamaan di Semarang.

Bila Anda tertarik ingin mencicipi sate kelinci legendaris di Bandungan ini, mampirlah ke Warung Sate Kelinci Pak Pono. Lokasinya berada di jalan raya menuju Gedong Songo, tepatnya setelah Pasar Bunga Bandungan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU