Mitos Meletusnya Gunung Sinabung yang Dikaitkan dengan Hal-Hal Mistis

Setelah tragedi letusan berkali-kali, mulailah muncul cerita mitos meletusnya Gunung Sinabung. Mulai dari hal "cocoklogi" hingga mitos berbau mistis yang mengerikan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Gunung Sinabung kembali bergejolak. Gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini kembali meletus dan hingga kini masih berada dalam status “Awas”. Seiring dengan tragedi bencana tersebut, mulai muncul berbagai mitos meletusnya Gunung Sinabung. Sebagian masyarakat mempercayai bahwa meletusnya Gunung Sinabung berkaitan dengan hal-hal mistis dan mitos di baliknya.

Gunung memang kerap dikaitkan dengan mitos, tak terkecuali Gunung Sinabung. Mitos meletusnya Gunung Sinabung dikaitkan dengan berbagai fenomena yang terjadi selama bencana letusan terjadi.

Masyarakat menyebut bahwa Gunung Sinabung lebih suka menunjukkan ‘aksinya’ saat weekend

Mitos meletusnya Gunung Sinabung yang kerap terjadi di akhir pekan. Sumber

Mitos meletusnya Gunung Sinabung yang dipercaya masyarakat setempat adalah gunung ini hanya mau menunjukkan ‘aksinya’ saat weekend. Hal ini tentu bukan berdasar pada data faktual, karena ternyata mitos ini muncul dengan melihat sejarah letusan yang pernah terjadi sebelumnya.

Merangkum tragedi letusan sebelumnya, Gunung Sinabung pertama kali meletus kembali setelah tidur ratusan tahun pada 28 Agustus 2010 yang jatuh tepat pada hari Sabtu. Lalu pada tahun 2013 lalu Gunung Sinabung kembali meletus pada 15 September yang juga jatuh pada hari Sabtu. Bahkan letusan pada tahun 2013 ini membuat warga sekitar harus mengungsi.

Baca juga : Fakta-fakta Gunung Sinabung yang Perlu Kamu Tahu

Erupsi Gunung Sinabung juga sempat terjadi pada tanggal 1 Februari 2014 atau lebih tepatnya pada hari Sabtu pagi. Percaya atau tidak, erupsi kembali terjadi pada akhir pekan.

Inilah awal mula mitos meletusnya Gunung Sinabung di akhir pekan mulai merebak. Masyarakat setempat meyakini bahwa Gunung Sinabung ini menjadi lebih aktif saat menjelang akhir pekan. Bahkan setelah erupsi tahun 2013, masyarakat sekitar makin meningkatkan aktivitas jaga ronda setiap akhir pekan.

Mitos ini tentu sebetulnya tidak sepenuhnya benar, karena faktanya pada Februari 2018 ini Gunung Sinabung justru meletus pada hari Senin tanggal 19 Februari 2018.

Kemunculan awan panas berbentuk orang sedang berdoa yang kerap dikaitkan dengan pesan kiriman dari Sang Maha Kuasa

Mitos meletusnya Gunung Sinabung yang kerap dikatakan sebagai peringatan. Sumber

Erupsi Gunung Sinabung tak hanya disoroti sebagai sebuah bencana, namun juga cerita-cerita mistis dan misteri yang cukup aneh. Tahun 2013 lalu misalnya, awan panas letusan Gunung Sinabung sukses menggegerkan masyarakat. Awan letusan ini menjulang tinggi dan membentuk sekilas bayangan yang mirip orang sedang berdoa.

Sejak kejadian tersebut, menyebarlah mitos yang mengatakan bahwa awan berbentuk orang berdoa ini merupakan teguran dari Sang Maha Kuasa bagi umat manusia. Menurut masyarakat setempat, ini merupakan sebuah teguran agar manusia tak melupakan Tuhan dan senantiasa selalu berdoa agar selamat dan terhindar dari bahaya.

Ada juga yang mengatakan bahwa awan ini mirip dengan seseorang yang sedang meminta maaf atau ampunan. Dengan kata lain, awan ini menyampaikan pesan agar manusia mau meminta maaf pada Tuhan karena telah membuat kerusakan di bumi.

Baca juga : Tak Mau Terus Terpuruk, Masyarakat Berusaha Mengembangkan Wisata Gunung Sinabung

Mitos meletusnya Gunung Sinabung yang kerap disangkutpautkan dengan sosok penunggu

Mitos meletusnya Gunung Sinabung kerap disangkutpautkan dengan sosok penunggu buto. Sumber

Gunung memang lekat dengan sosok penunggu, terutama yang berbau mistis seperti makhluk tak kasat mata. Mitos-mitos tentang makhluk ghaib ini juga ada di Gunung Sinabung. Sebuah cerita mengatakan bahwa meletusnya Gunung Sinabung adalah buah dari kemarahan sang sosok penunggu gunung yang murka pada manusia. Sang penunggu murka karena manusia telah merusak apa yang ada di Gunung Sinabung. Entah benar atau tidak, tak ada yang pernah tahu.

Sosok penunggu Gunung Sinabung digambarkan dengan sosok buto hitam dari bangsa jin, badannya tegap kekar dan besar. Mungkin seperti penggambaran sosok buto dalam film-film horor Indonesia selama ini.

Terlepas benar atau tidaknya, namun tentunya ada pesan positif yang bisa diambil dari mitos ini. Manusia memang sudah seharusnya menjaga alam, melestarikannya, memanfaatkannya dengan bijak tanpa harus merusaknya. Namun seperti yang banyak terjadi saat ini justru sebaliknya, manusia kerap mengeksploitasi alam berlebihan tanpa mau melestarikannya kembali.

Bencana pun terjadi di mana-mana tanpa terelakkan. Mungkin benar jika ada yang mengatakan bahwa alam punya cara sendiri untuk memperbaiki dirinya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU