Merpati Airlines Terbang Lagi, Ini 10 Destinasi Tujuannya

Merpati Airines akan menggunakan pesawat buatan Rusia. Bukan jenis Airbus atau Boeing yang pernah mengalami kecelakaan di Gunung Salak.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Setelah mendapatkan larangan terbang pada tahun 2014, Merpati Airlines siap terbang lagi di awal tahun 2019 di langit Indonesia. Dengan semangat baru, manajemen Merpati siap bersaing kembali dengan industri penerbangan di Indonesia.

Baca juga: Menilik Daftar Maskapai Penerbangan Teraman di Dunia Tahun 2018

Presiden Direktur Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha mengatakan keputusan ini dilakukan karena tahun 2019 dianggap sebagai momen yang paling tepat.

“Tahun 2019 merupakan momentum yang tepat. Pasar penerbangan yang semakin membesar, khususnya untuk melayani wisatawan, merupakan potensi yang kami incar,” jelas Asep di Jakarta, Senin (12/11/2018) kepada awak media.

Menurut Asep, pasar penerbangan di Indonesia masih terbuka, selain karena banyaknya destinasi wisata baru, pembangunan infrastruktur bandara, juga menunjukkan kebutuhan penerbangan yang meningkat.

Asep menargetkan 10 destinasi wisata baru yang akan dibidik, yakni Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika Lombok, Pulau Komodo, Taman Nasional Wakatobo, dan Morotai.

Asep menilai potensi pasar penerbangan Inodnesia tidak hanya cukup dilayani Garuda, namun juga beberapa maskapai swasta.

Baca juga: Paling Tepat Waktu, Garuda Indonesia Raih Penghargaan di Asia Pasifik

Izin terbang sudahkah beres?

Foto/Dream

Maskapai Merpati Airlines vakum sejak tahun 2013 karena izin terbangnya dicabut. Asep mengatakan keputusan Merpati Airlines bisa kembali terbang masih dalam proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu, 14 November 2018.

Jika dalam sidang PKPU tersebut Merpati Airlines dinyatakan layak untuk bangkit lagi. Hal itu menjadi titik awal perseroan untuk bisa kembali mengudara, setelah vakum sejak 2013.

“Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk kembalinya Merpati beroperasional kembali,” kata Asep.

Merpati akan gunakan pesawat buatan Rusia

Nantinya setelah mendapatkan izin terbang, Merpati akan menggunakan pesawat buatan Rusia. Bukan jenis Airbus atau Boeing yang pernah mengalami kecelakaan di Gunung Salak beberapa waktu silam.

“Perusahaan nantinya dalam mengoperasikan penerbangan tidak menggunakan pesawat Boeing atau Airbus tapi akan menggunakan pesawat produksi Rusia. Tapi pesawat yang kita gunakan adalah buatan Rusia dan bukan yang pernah kecelakaan di Gunung Salak,” terang Asep.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU