Makanan Lawas Khas Kabupaten Cianjur Itu Bernama Geco

Makanan lawas selalu memberikan nuansa dan cita rasa tersendiri. Tak hanya perihal bahan-bahannya, melainkan juga kenangan yang terekam di setiap adonannya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Makanan lawas atau yang telah ada sejak zaman dahulu, selalu memberikan nuansa dan cita rasa tersendiri ketika menyantapnya.

Tak hanya perihal bahan-bahan apa yang ada di dalam makanan tersebut, melainkan juga kenangan yang terekam dalam setiap adonannya.

Baca Juga: Mengulik Asal Mula Penganan Papeda, Kuliner Ikonik Khas Papua

Salah satu makanan lawas yang menarik untuk dibahas kali ini adalah Geco. Makanan ini merupakan kuliner khas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Mengenal makanan lawas khas Cianjur

makanan jadul khas cianjur (Foto/explore cianjur)

Geco sebenarnya berasal dari singkatan ¨Tauge-Tauco¨. Bahan utama dari pembuatan makanan ini adalah tauco khusus Cianjur  yang dibungkus  karakas (daun pisang yang sudah tua) dan taoge segar yang direbus setengah matang.

Geco ini kemudian ditambahkan dengan bahan-bahan pelengkap lain seperti ketupat, potongan kentang kecil, potongan telur rebus, mie aci (sejenis mie yang terbuat dari kanji), cuka lahang (cairan fermentasi dari pohon enau), kecap manis dan sambal cabai rawit.

Tauco pada Geco dibuat seperti saus yang diracik menggunakan bawang putih, cabai merah, ketumbar dan sedikit kemiri, kemudian disiramkan ke bahan-bahan yang tadi telah disebutkan.

Warung Geco legendaris

makanan jadul khas cianjur, Geco, yang dijual di Warung Mang Iding yang melegenda (Foto/ulinulin.com)

Bila Anda bertandang ke Cianjur, maka baiknya mencicipi makanan lawas ini di warung Geco milik Mang Iding di Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43211.

Warung ini sudah jalan sejak 18 tahun yang lalu. Kendati ada penjual Geco lain di seluruh Cianjur, namun hanya Geco yang diraciknya yang dikenal sebagai legenda. Itu wajar, jika mengingat racikan Geco yang dikenal saat ini merupakan karya sang kakek yang bernama Noedji.

Ceritanya, sekitar tahun 1930, Noedji yang merupakan penggemar tauco melakukan eksperimen dengan mencampur bahan-bahan yang sudah disebutkan di atas dengan siraman saus taco yang dibuatnya.

Baca Juga: Mencecap Beragam Kuliner di Airport Street Food Suvarnabhumi Thailand

Melihat respons yang luar biasa itu, Noedji memutuskan untuk berhenti menjadi buruh tani dan berpindah sebagai pedagang makanan hasil eksperimen-nya itu. Dengan cara dipikul, ia lantas menjajakan geco secara berkeliling.

Capai memikul dagangan kemana-mana, pada tahun 1981 ia mulai membuat sejenis kedai sederhana di sekitar pertigaan Masjid Agung Cianjur. Keberuntungan pun terus berlangsung hingga ia wafat 19 tahun kemudian. Bisnis keluarga lalu dilanjutkan oleh Mang Iding hingga kini.

#SelamatHariPanganSedunia 16 Oktober 2018
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU