Mengulik Asal Mula Penganan Papeda, Kuliner Ikonik Khas Papua

Pada umumnya, asal mula penganan papeda disajikan bersama kuah kuning dengan ikan tongkol. Namun, dapat pula dikombinasikan dengan ikan gabus dan kakap.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Asal mula penganan papeda populer di tanah Papua ialah melalui warganya yang tinggal di daerah pesisir dan dataran rendah. Kala itu sagu menjadi makanan pokok masyarakat setempat yang sering dijadikan bahan dasar dalam berbagai hidangan.

Asal mula penganan papeda

sajian papeda gulung seperti ini yang masih sering dijumpai pada jajanan anak sekolah (Foto/cookpad)

Baca Juga: Cicipi Eksotisme Kuliner Papua di Papoea by Nature Pakubuwono Jakarta

Papeda dikenal luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari. Penganan khas Papua ini kemudian kerap hadir pada saat acara-acara penting.

Di Papua sendiri, olahan sagu seperti sagu bakar, sagu lempeng dan sagu bola sebetulnya menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai daerah, khusunya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.

Pada umumnya, Papeda disajikan bersama kuah kuning dengan ikan tongkol. Namun, hidangan tersebut juga dapat dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue.

Selain itu, papeda dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang terbuat dari daun melinjo muda yang ditumis dengan pepaya muda dan cabai merah.

Hidangan yang juga terkenal di Maluku tersebut memiliki cara khusus saat menyantapya. Teksturnya yang kenyal, lengket dan sulit di kunyah membuat papeda kurang cocok jika dijadikan hidangan sehari-hari.

Saat menyantapnya, kita membutuhkan sepasang sumpit atau dua garpu kayu khusus untuk mengambilnya. Cara mengambil papeda ini adalah dengan menggulungnya hingga melingkari garpu atau sumpitnya, lalu diletakkan di piring masing-masing.

Kemudian, papeda disiram dengan ikan kuah kuning. Memakannya pun harus dengan cara diseruput cepat dan langsung ditelan. Papeda sendiri memiliki rasa yang hambar sehingga perlu dimakan bersama lauk ikan dan sambal colo-colo agar semakin sedap.

Kini mulai langka

sajian makanan khas papua, papeda (Foto/Bello)

Baca Juga: Mengenal Kuliner Kalimantan Selatan, Tuan Rumah Hari Pangan Sedunia

Warisan kuliner ikonik khas tanah Papua ini rupanya juga memiliki beberapa manfaat yang berguna bagi kesehatan. Papeda memiliki nutri esensial seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan masih banyak lagi.

Bahkan, mengonsumsi Papeda secara rutin dipercaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko terjadinya kanker usus, serta membersihkan paru-paru.

Namun sayang, papeda yang menjadi warisan kuliner tanah Papua ini sudah mulai sulit ditemukan. Bahkan di daerah asalnya pun, papeda sudah jarang dihidangkan sebagai makanan sehari-hari.

#SelamatHariPanganSedunia 16 Oktober 2018
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU