Nias merupakan kepulauan yang berada di barat Pulau Sumatera. Pulau ini dihuni oleh Suku Nias yang konon merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih memiliki budaya megalitik. Salah satu rutinitas budaya megalitik yang masih ada hingga sekarang adalah adat lompat batu atau biasa disebut dengan Fahombo yang sering dipertontonkan kepada wisatawan di tengah rumah tradisional.
Sembari menonton atraksi budaya, akan lebih nikmat jika sekalian mencicipi makanan khas Nias. Nias sendiri memiliki beragam kuliner tradisional yang menggugah nafsu makan dengan bumbu khas yang patut dicicipi.
Kami merekomendasikan 7 kuliner tradisional yang wajib dicicipi saat ke Nias. Berikut ini kulinernya:
Sekilas hidangan bernama Harinake ini memang bikin ngiler. Yap, rasanya memang terkenal enak. Tapi, kuliner ini terbuat dari daging babi cincang yang diiris dengan ukuran kecil-kecil dan tipis-tips.
Bagi wisatawan yang tidak makan daging babi bisa puasa terlebih dahulu. Bagi wisatawan yang makan daging babi wajib sekali mencicipi kuliner yang satu ini.
Harinake sendiri merupakan makanan khas Nias yang biasanya disajikan untuk menghormati tamu dan mertua. Biasanya disajikan satu ekor babi lalu dicincang. Mau coba?
Di masa lampau masyarakat Nias beranggapan bahwa makan pagi, siang dan malam tidak lengkap jika belum makan ubi sebelum menyantap hidangan utama. Ubi atau Gowi Nifufu sendiri menjadi hidangan pertama yang dimakan karena pada zaman dulu beras sangat langka dan mahal.
Sesekali wisatawan bisa mencoba teknik menikmati Gowi Nifufu sebelum makan nasi. Pasti rasanya unik.
Proses mengasinkan daging dan ikan memang terbukti bisa membuat daging dan ikan bisa tahan lama. Kalau di daerah lain di Indonesia hanya ikan saja yang diasinkan, tapi di Nias berbagai daging biasa diasinkan agar awet.
Ni’owuru sendiri merupakan istilah untuk asinan daging babi. Tapi banyak juga daging lain yang diasinkan seperti ayam, sapi, atau kerbau. Jadi, jika wisatawan ingin mencicipi kuliner yang satu ini lebih baik bertanya terlebih dahulu dengan penjual tentang jenis daging yang diasinkan.
Lehendalo Nifange adalah kuliner yang cukup terkenal di Nias. Kuliner ini terbuat dari talas yang direndang. Kuliner satu ini sering menjadi lauk para warga Nias dan biasanya dinikmati dengan sagu.
Rasanya cukup bikin ngiler meskipun bahannya terbuat dari talas.
Köfö- Köfö merupakan kuliner di pulau terpencil di Nias. Bahannya terbuat dari ikan yang telah dibuang kulitnya dan dimasak dengan santan kelapa setelah digoreng. Kuliner satu ini biasanya digunakan untuk lauk makan.
Sebenarnya tiap masyarakat Nias punya cara masak tersendiri. Sebelum ikan digoreng ada juga masyarakat Nias yang menumbuk ikan hingga halus dan mencampurnya dengan telur lalu di stream.
Hidangan ini cocok untuk jadi hidangan makan siang karena memiliki cita rasa mirip dengan gulai ikan yang sering jadi hidangan saat makan siang.
Hambae Nititi merupakan kuliner yang terbuat dari daging kepiting yang dicampur dengan santan kelapa. Kuliner yang satu ini biasanya dimasak hingga kering mirip abon. Rasanya sangat guris.
Hidangan ini biasanya ada pada bulan Mei, Juni, dan Juli di Hanako Kecamatan Siromba. Jadi wisatawan harus memperkirakan kedatangan.
Bisa dibilang Silio Guro adalah hidangan yang mirip dengan pepes bakar karena Silio Guro biasanya disajikan dengan dibungkus daun pisan dan di panggang di atas bara api yang membara. Isiannyayang sendiri daging giling dan kelapa yang telah dibumbui. Yang membedakan kuliner ini dengan pepes adalah isi Silio Guro adalah berupa daging udang.
Sayanya kuliner di atas bukanlah kuliner yang mudah di dapatkan di Nias kuliner-kulier tersebut telah tergeser dengan adanya kuliner kekinian. Jadi, wisatawan harus rela pergi ke pelosok dan menjelajahinya.