Film Avengers: Infinity War sukses menarik perhatian pencinta super hero Marvel Indonesia dan dunia. Salah satu yang menarik perhatian banyak orang adalah lokasi syuting film Avengers Infinity War.
Seperti film Marvel sebelumnya, kota-kota besar nan populer seperti New York dan Edinburgh dipilih sebagai lokasi syuting.
Namun, kali ini, Marvel memasukan salah satu negara di Asia Tenggara dalam lokasi lokasi syuting film Avengers Infinity War. Area terasiring Banaue Rice Terrace di Filipina lah lokasinya.
Kebenaran berit tersebut telah disampaikan oleh Indochina Production salah satu bagian tim produksi Avengers: Infinity War yang berbasis di Bangkok. Mereka memosting bentuk apresiasi kepada tim Filipina yang telah membuat area lokasi syuting Avengers: Infinity War di halaman Facebooknya.
Sebelum viral karena menjadi bagian dari lokasi syuting film Avengers: Infinity War, keindahan terasiring Banaue Rice Terrace di Filipina ini sebenarnya telah mencuri banyak hati wisatawan yang datang ke Filipina.
Terletak di dataran tinggi Luzon tepatnya di Gunung Ifugao, Banaue Rice Terrace menjulang setinggi lebih dari 1000 meter. Jika dilihat dari kejauhan atau pun dari citra drone, liuk dan lekuk pematang sawah Banaue Rice Terrace tampak menyerupai mozaik yang terhampar hijau.
Setiap petak sawah Banaue Rice Terraces dipagari oleh pematang dan ditopang dengan dinding batu yang mengikuti kontur pegunungan.
Berada di ketinggian lebih dari 1000 meter, Banau Rice Terrace memiliki kemiringan lebih dari 50 derajat. Jajaran undakan sawah nan hijau tampak seperti tangga raksasa yang dipahat secara istimewa. Konon, jika setiap petak sawah dideret lurus, total panjangnya dapat mencapai sepuluh kali lipat Tembok Besar Cina.
Seperti halnya terasiring di Jatiluwih Bali, terasiring Banaue Filipina pun telah didukung sistem irigrasi yang terorganisir secara tradisional. Mereka memanfaatkan aliran air dari hutan di atas persawahan sehingga kebutuhan tanaman di sawah pun tak mengalami kesulitan.
Segala keindahan, teknik pertanian, dan sistem irigasi yang digunakan merupakan warisan para leluhur Filipina. Semua alat yang dibutuhkan untuk menciptakan terasiring tersebut masih menggunakan alat sederhana warisan leluhur sekitar 2000 tahun lalu.
Hebatnya, terasiring Banaue di Filipina ini telah dinobatkan sebagai bagian dari warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1995.
Karena usianya yang sudah tua, Banaue Rice Terraces ini pun menjadi terasiring tertua di dunia.