Laba-Laba Tarantula di Kamboja Terancam Punah Karena Jadi Cemilan

Perburuan liar terhadap tarantula yang dilakukan oleh masyarakat Kamboja untuk dijadikan sebagai santapan cemilan sehari-hari membuat hewan ini langka.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Penggundulan hutan dan pembangunan gedung membuat sebagian besar satwa di Kamboja kehilangan habitatnya, tak terkecuali spesies laba-laba tarantula. Kondisi ini semakin diperparah dengan perburuan liar terhadap tarantula yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai santapan cemilan sehari-hari.

Tarantula di Kamboja biasanya diolah dengan cara digoreng. Belakangan popularitas kuliner ekstrim ini melonjak tajam setelah turis-turis asing berlomba mengunggah foto mereka saat memakan tarantula goreng ke akun Instagramnya. Tarantula goreng di Kamboja dikenal dengan A-Ping dan menjadi salah satu kudapan paling diminati.

Tidak perlu bumbu apa-apa, mengolah tarantula hanya perlu digoreng saja di atas minyak panas. Sekitar satu dekade yang lalu, A-Ping banyak dijual di pedagang kaki lima dengan harga yang sangat terjangkau. Namun sekarang harga kuliner ini sangat menguras kantong karena bahan bakunya yaitu tarantula yang semakin langka di alam.

(Flickr/Adam Cohn)

Berawal dari Kelaparan

Konon, tarantula mulau dikonsumsi sejak rezim Khmer Merah dibawah pimpinan Pol Pot yang terkenal kejam. Selama masa kekuasaannya, banyak rakyat Kamboja yang kelaparan dan sulit menemukan bahan makanan. Kondisi tersebut memaksa mereka memakan apa saja yang ditemukan di hutan, termasuk tarantula. Tarantula akhirnya menjadi favorit karena mudah ditangkap dan diolah menjadi makanan.

A-Ping atau tarantula goreng memiliki rasa yang gurih dan garing. Kepala dan tubuhnya mirip dengan daging kepiting jika dimakan. Biasanya puncak permintaan A-Ping adalah saat musim panas, karena pada saat itu jumlah kunjungan turis asing di Kamboja sangat tinggi. Tingginya permintaan tersebut membuat pedagang kawalahan. Rata-rata penjual dapat menjual 100 ekor tarantula per harinya.

Berdasarkan laporan dari AFP, Kamoboja menjadi negara dengan laju penggundulan hutan tercepat di dunia. Sejak 1990, sekitar 20 persen hutannya telah habis ditebang. Jika permasalahan ini tak kunjung diatasi kemungikinan besar generasi muda di Kamboja tidak akan lagi mengenal tarantula sebagai spesies laba-laba raksasa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU