Kuil Angkor Wat, Sisa Kebudayaan Jawa Kuno di Kamboja

Angkor Wat adalah kompleks candi kuno terbesar di Kamboja yang telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Angkor Wat menjadi hal pertama yang terbersit ketika mendengar tentang Negara Kamboja. Angkor Wat adalah kompleks candi kuno terbesar di Kamboja yang telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO. Angkor Wat menjadi landmark bagi Kamboja, bahkan ilustrasi kuil Angkor Wat tersemat dalam bendera nasional negara ini.

Pembangunan Angkor Wat dibangun oleh Raja Khmer Suryawarman II pada awal abad ke-12 di Yasodharapura. Tujuan awal pembangunannya, Angkor Wat digunakan untuk tempat peribadatan menyembah Dewa Siwsnu, sekaligus tempat penyimpanan abu jenazah sisa kremasi Raja Khmer Suryawarman II.

Kuil Angkor Wat berdiri di atas lahan seluas 162,6 Ha, memadukan dua jenis arsitektur yakni candi gunungan dan candi berserambi. Angkor Wat dibangun sebagai perwujudan Gunung Meru yang dipercaya sebagai tempat tingga para dewa dan dewi Hindu. Bagian tengah candi terdapat lima mmenara yang menjulang tinggi membentuk tatanan quinquncia.

Sisa Kebudayaan Jawa

Jika diperhatikan seksama, aristektur Angkor Wat memiliki banyak kesamaan dengan candi-candi kuno di Pulau Jawa seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Para ahli memprediksi bahwa arsitektur Angkor Wat banyak dipengaruhi budaya Jawa melalui Dinasti Syailendra yang menguasai Asia Tenggara pada abad ke-7 Masehi.

Dalam catatan sejarah, Dinasti Sanjaya yang berkuasa di nusantara telah sejak lama menjalin kerjasama dengan raja-raja dari Kerajaan Funan di Kamboja. Bernard H.M. Vlekke pada bukunya yang berjudul Nusantara: Sejarah Indonesia menjelaskan bahwa Anak Sanjaya beranama Wishnu atau Panangkarana menikah dengan salah seorang putri Kerajaan Funan yang kemudian berputra dua.

Putra bungsu Panangkarana bernama Shri Maharaja Shailendravamca inilah yang mendapat gelar Syailendra dan mengawali pembangunan Candi Bororbudur setelah masuk agama Budha Mahayana. Pada abad ke-8, Kerajaan Funan dibawah pimpinan Raja Jayavarman melepaskan diri dari belenggu ikatan kerajaan di Jawa. Namun karena kuatnya pengaruh Jawa membuat gaya arsitektur candi-candi di Kerajaan Funan Kamboja identik dengan candi-candi Jawa.

Musik Tradisional

Musik tradisional asli Kamboja yang terlukis dalam relief-relief dinding-dinding Angkor Wat memiliki kemiripan dengan alat musik tradisional dari Jawa, seperti diantaranya gamelan. Menurut cerita setelah Raja Jayavarman II pulang dari Pulau Jawa di akhir abad ke-7 juga turut serta membawa budayanya ke tanah kelahiran.

Jelajahi pesona bangunan-bangunan cagar budaya nusantara bersama Phinemo Marketplace. Traveling tanpa ribet dengan ratusan produk wisata dari tour operator terpercaya di Indonesia. Transaksi semakin aman dengan fitur Rekening Bersama. Baca selengkapnya di Phinemo Marketplace.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU