Gerhana bulan terlama abad ini akan diamati oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) melalui 20 titik pengamatan dari Aceh hingga Papua.
Pada titik ujung barat, pengamatan akan dilakukan di Banda Aceh oleh Stasiun Geofisika (Stageof) Mata Ie Banda Aceh, Medan oleh Stageof Tuntungan, Padang Panjang oleh Stageof Padang Panjang, dan Kepahiang oleh Stageof Kepahiang.
Pada titik di sekitar Pulau Jawa, fenomena langka ini akan diamati oleh BMKG Tangerang melalui Stageof Tangerang dan Jakarta oleh Pusat Seismotek, Geopotensial, dan Tanda Waktu.
Bandung juga melakukan pengamatan melalui Stageof Bandung. Kemudian Yogyakarta oleh Stageof Yogyakarta, dan Karangkates oleh Stageof Karangkates,
Pada titik pengamatan di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, BMKG melakukan pengamatan di Denpasar oleh BBMKG Wilayah III Denpasar, Waingapu oleh Stageof Waingapu, Kupang oleh Stageof Kupang dan Mataram oleh Stageof Kahang-kahang.
Kemudian pada titik akhir di wilayah timur Indonesia, pengamatan dilakukan di Gowa oleh Stageof Gowa, Makassar oleh BBMKG Wilayah IV Makassar, Palu oleh Stageof Palu, Manado oleh Stageof Manado, Ternate oleh Stageof Ternate, Ambon oleh Stageof Ambon, serta Jayapura oleh BBMKG Wilayah V / Stageof Jayapura.
Fenomena alam ini diperkirakan terjadi pada Sabtu, 28 Juli 2018 mendatang. Gerhana akan dimulai pada pukul 00.13 WIB dan gerhana sebagian (parsial) dimulai pada pukul 01.24 WIB. Sedangkan gerhana total akan terjadi pada pukul 02.30 WIB.
Puncak dari gerhana total ini akan terjadi sekitar pukul 03.21 WIB dan akan berakhir pada pukul 04.14 WIB. Sementara akhir dari keseluruhan fenomena ini pada pukul 06.30 WIB. Sebelumnya, gerhana parsial berakhir pada pukul 05.19 WIB.