Kota Denpasar Bali Ternyata Didirikan Belanda, Berawal dari Taman

Kota Denpasar Bali dahulu masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Badung, sebuah kerajaan Hindu yang berdiri sejak abad ke-18 hingga ke-19 Masehi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Kota Denpasar adalah ibu kota Bali, sekaligus menjadi kota terbesar di kawasan Kepulauan Nusa Tenggara. Denpasar dalam bahasa Bali berawal dari kata Den yang berarti utara dan Pasar, sehingga secara keseluruhan bermakna Utara Pasar. Hal ini menunjukkan bahwa Denpasar merupakan kota pasar, sekarang lebih dikenal sebagai Pasar Kumbasari (Peken Payuk).

Tidak banyak yang tahu bahwa dahulu Denpasar didirikan oleh kolonial Hindia Belanda. Mulanya, Denpasar merujuk pada Puri Denpasar milik Kyai Jambe Ksatrya yang menjabat sebagai raja di Kerajaan Badung. Puri Denpasar memiliki taman yang menjadi kesayangan Raja Badung karena dilengkapi tempat adu ayam (tajen), permainan kesukaan Kyai Jambe.

Baca juga: Nusa penida, Tempat pembuangan Tumbal yang Indah

(denpasarkota.go.id)

Milik Kerajaan Badung di Bali

Kota Denpasar Bali dahulu masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Badung, sebuah kerajaan Hindu yang berdiri sejak abad ke-18 hingga ke-19 Masehi. Belanda akhirnya menguasai wilayah Kerajaan Badung setelah menang di perang Puputan Badung pada 20 September 1906. Hampir semua anggota keluarga istana gugur, rakyat Bali mengakhiri perlawanan pada Belanda.

Pemerintah Hindia Belanda kemudian membangun kontrol wilayah di Bali bagian barat dan selatan, baik secara politik, ekonomi, sosial, atau budaya. Dalam menjalankan kontrol wilayah tersebut, dibangunlah pemerintahan sementara di bekas wilayah Kerajaan Badung. Puri Denpasar menjadi pusat pemerintahan sementara dengan pertahanan terkuat Belanda di Pulau Bali.

Baca juga: Kenapa Hindu di Bali dan India Sangat Berbeda?

Sebutan Denpasar langsung meluas di kalangan Belanda, terutama tentara yang turut serta dalam perang. Denpasar tidak hanya merujuk pada pusat pemerintahan saja, namun juga bekas Kerajaan Badung. Perlahan, sebutan Denpasar dikenal sebagai nama sebuah kota menggantikan Badung. Kota Denpasar awalnya terdiri atas beberapa rumah milik penduduk lokal saja.

Agar mempermudah proses pengaturan pemerintahan di Bali. Pemerintah kolonial Hindia Belanda membagi wilayah Kerajaan Badung menjadi lima kedistrikan, yaitu Distrik Kota (Denpasar), Distrik Kasiman, Distrik Mengwi, Distrik Abiansemal, dan Distrik Kuta. Distrik Denpasar adalah pusat segala aktivitas pemerintahan, termasuk sosial, politik, hingga perekonomian.

Baca juga: Kenapa Bali Disebut Sebagai Pulau Dewata?

(denpasarkota.go.id)

Setelah Masa Kemerdekaan

Setelah masa kemerdekaan, Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 telah menetapkan Denpasar menjadi ibu kota Kabupaten Badung. Selanjutnya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des52/2/36-136 tangga 23 Juni 1960 memutuskan Denpasar menjadi ibu kota provinsi Bali yang dahulu berada di Singaraja. Denpasar menjadi berstatus kotamadya pada 1992.

Belanda memiki jasa besar dalam membangun Denpasar. Tidak hanya bidang formal seperti jalan dan gedung pemenerintahan, Belanda juga mendirikan sekolah, pemukiman, pasar, hingga museum. Sektor wisata mengalami kemajuan sangat pesat. Pada awal abad ke-19, Pantai Kuta banyak dilalui oleh kapal dagang. Hotel dan tempat hiburan telah ramai.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU