Pemerintah Filipina secara resmi mengumumkan untuk menutup Boracay selama 6 bulan ke depan. Penutupan pulau tercantik di Filipina ini akan dimulai per tanggal 26 April 2018 hingga 25 Oktober 2018.
Melansir dari CNN Philippines, penutupan Boracay ini bertujuan untuk memulihkan kondisi alam Boracay yang dalam keadaan memprihatinkan. Pulau yang dikenal dengan air lautnya yang biru dan jernih telah berubah menjadi tempat penampungan limbah.
Diketahui, Pulau Boracay ini telah menghasilkan sekitar 90 – 115 ton kotoran per hari di mana saat ini hanya sekitar 30 ton sampah yang terangkut keluar pulau.
Melihat kondisi Boracay yang memprihatinkan ini, Februari lalu pun Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menyampaikan kritikan tajam. Dia bahkan menyebut Boracay telah ‘menjadi kolam penampungan limbah cair atau tinja’ di mana air lautnya pun sudah tercium aroma limbah tak sedap.
Duterte menuding pihak hotel, restoran, hotel, dan bisnis pariwisata lain di pulau kecil itu sengaja membuang kotoran secara langsung ke laut hingga mengubah perairan sekitar Boracay mirip ‘penampungan limbah’.
Pada bulan yang sama, pemerintah Filipina telah melakukan evaluasi sanitasi terhadap 300 bisnis pariwisata di Boracay. Diketahui, sebanyak 51 pelaku usaha pariwisata telah melanggar undang-undang lingkungan.
Selain itu, Duterte juga berang atas ledakan pembangunan tak berizin di mana saat ini ditemukan 948 struktur ilegal.
Akhirnya, pemerintah Filipina tutup Boracay agar kembali pulih. Keputusan penutupan Boracay ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang nasib 17000 ribu warga Boracay yang menggantungkan hidup pada pariwisata. Sudah dipastikan, Filipina akan mengalami kerugian besar.
Sebagai salah satu pulau terbaik dunia, setiap tahunnya Borcaya menyumbang 2 juta turis dan memberi pemasukan kepada negara sekitar 56 miliar peso (pada tahun 2017).
Kerugian pun dirasakan oleh maskapai domestik. Cebu Pasific misalnya, maskapai lokal Filipina ini mengatakan pihaknya telah membatalkan 14 penerbangan pulang-pergi per hari. Jika dikalkulasi, Cebu Pasific akan mengalami kerugian sekitar US$3 juta (Rp 40,5 miliar) hingga $5 juta (Rp 67,5 miliar) dalam masa 6 bulan penutupan Boracay.
Namun, penutupan memang harus tetap dilakukan untuk mengembalikan dan menjaga kecantikan lanskap alam Boracay.