Bandung merupakan kota madya yang didapuk menjadi ibukota dari Jawa Barat. Selain Kota Kembang, Bandung juga kerap dijuluki sebagai Paris van Java atau dalam ejaan bahasa Belanda, Parijs van Java. Kenapa Bandung disebut Paris van Java? Julukan itu sudah tersemat untuk Bandung sejak 1889-1904 di masa kolonial Hindia Belanda, serta dipopulerkan Belanda.
Julukan tersebut sengaja dibuat agar dapat menarik turis agar berkunjung ke Hindia Belanda. Tidak hanya Bandung, sejumlah kota di Indonesia saat itu juga diperkenalkan dengan julukan yang serupa, misalnya Venetie van Java untuk Batavia, Gibraltar van Java untuk Semarang, serta Switzerland van Java untuk Garut. Lalu apakah benar Bandung serupa dengan Paris?
Berdasarkan buku berjudul “Vereeniging Toeristen Verkeer Batavia (1908-1942): Awal Turisme Modern di Hindia Belanda” karya Achamd Sunjayadi yang terbit pada 2007, diketahui julukan Paris van Java berkaitan sangat erat dengan perkembangan pariwisata di Hindia Belanda. Melalui wisata, mereka ingin menunjukkan kemajuan yang dibuat di negeri jajahan pada dunia sekaligus menambah pemasukan baru.
Mereka menjuluki kota-kota di Indonesia dengan nama-nama tempat yang populer di Eropa. Hindia Belanda pun juga mengikuti pameran pariwisata di sejumlah negara yang semakin membumikan julukan tersebut, seperti di London (1851, 1862), Paris, (1855, 1867, 1878, 1889, 1900), Wina (1873), dan utamanya di Exposition Universelle di Paris (1889) yang menampilkan Le Village Javanais (Kampung Jawa) dengan pertunjukan kesenian Sunda.
Bandung sebagai Paris-nya Pulau Jawa muncul karena menjadi pusat gaya busana. Saat itu, gaya fesyen Bandung sangat Paris. Era 1900 terdapat satu toko bernama Aud di Jalan Braga. Toko tersebut adalah tempat bagi warga Bandung yang ingin tampil kekinian. Tahun 1913, Aug berganti nama jadi Au Bon Marche Modemagazijn dari bahasa Perancis. Model busana terbaru dari Paris akan selalu dipajang di toko ini.
Tidak hanya itu, arsitektur di Bandung menerapkan art deco sebagai acuan pembangunan gedung yang sangat mirip dengan Paris. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah Gedung Hotel Preanger serta hotel Savoy Homan. Dimulai dari orang-orang Belanda di masa kolonial, julukan Kota Bandung sebagai Paris van Java kemudian terus diwariskan turun-temurun hingga sekarang menjelma menjadi pusat wisata di Jawa.
Setelah masa kemerdekaan, pariwisata di Bandung meningkat sangat jauh sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang. Bandung menjadi destinasi tujuan liburan akhir pekan warga ibukota Jakarta dan sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, Bandung juga dikenal karena memiliki bangunan tua berarsitektur Belanda dan panorama alam pegunungan yang sangat indah.
Bandung juga punya banyak ruang publik seni seperti museum, galeri, dan gedung pertunjukan. Yang terpopuler adalah Gedung Merdeka yang dahulu menjadi lokasi Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955, Museum Sri Baduga yang menggunakan bangunan lama Kawedanan Tegallega, serta Gedung Indonesia Menggugat tempat Soekarno menyampaikan pleidoinya.