Penipuan WNI di Maroko yang dilakukan seorang tour leader bernama Erwin menjadi sorotan para pencinta jalan-jalan. Dilansir dari detik, Ketua Umum Indonesian Tour Leader Association (ITLA), Tetty DS Ariyanto beranggapan, kasus ini hanyalah Gunung Es dari carut marut bisnis open trip online di mana legalitas tour leadernya masih dipertanyakan.
Tak bisa dipungkiri, perkembangan bisnis pariwisata online mengalami peningkatan drastis. Bukan hal yang sulit menjumpai tur operator online yang tawarkan kemudahan wisata dengan fasilitas lengkap dan nyaman. Tak sedikit pula yang berikan segala kenyaman tersebut dengan harga murah.
Di tengah maraknya bisnis pariwisata online, terjadi transformasi bisnis pariwisata digital. Menurut Tetty DS, terjadi pergeseran konsumen. Para pelaku tur operator online dengan mudahnya mendapatkan konsumen dari komunitas.
Bahkan, tidak ketatnya aturan yang diterapkan kepada open trip online memudahkan para tour leader untuk menjalankan fungsi sebagai biro perjalanan sekaligus sebagi tour leader dan juga pemandu wisata.
Kasus ditinggalnya turis Indonesia di Maroko pun menjadi dampak dari carut marut yang bisnis open trip yang menjamur. Wisatawan dirugikan.
Tour leader Erwin yang meninggalkan WNI di Maroko bukan yang pertama. Masih ingat dengan Marieta? Cewek cantik yang sempat gegerkan dunia pariwisata setelah menipu konsumennya pun bagian dari ‘erupsi gunung es’ carut marut bisnis open trip online.
Buruknya legalitas perizinan serta menjamurnya agen perjalanan abal-abal harus segera ditertibkan. Sebagai solusi, sama seperti tur operator offline yang memiliki izin dan legalitas, maka tur operator online pun harusnya memiliki perizinan yang sama. Mereka yang tak berizin, sudah seharusnya diberantas.
Jika hal tersebut masih saja dibiarkan, entah akan ada berapa banyak lagi korban penipuan tur operator online. Saat ini, yang terdeteksi baru Erwin, Marieta.
Sebaliknya, sebagai konsumen yang teredukasi, sebaiknya kenali lebih dahulu agen perjalanan atau tur operator yang dipilih. Jangan hanya tergiur karena harga murah saja. Murah memang jadi pilihan, tapi keamanan dan kenyaman tak boleh dinomorduakan.