Misteri Kamar Hotel 420, Mitos dan Faktanya

Ada yang bilang karena 420 adalah tanggal kelahiran Hitler. Lainnya mengatakan, kamar hotel 420 memiliki fengshui yang tak baik. Ini lah alasan sesungguhnya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Pernah memperhatikan kenapa di setiap hotel tak ditemukan nomor kamar hotel 420? Saat bermalam di hotel, biasanya nomor kamar ditulis berurutan. Namun, setelah nomor 419, ruang kamar hotel langsung lompat menjadi 421 atau 419+1. Kalau tak percaya, coba bermalam di hotel lalu amati dan cari kamar hotel 420.

Nomor kamar hotel 420. Sumber foto

Baca juga: Alasan mengapa seprei hotel selalu berwarna putih

Kami telah menanyakan ke beberapa staf hotel, menurut mereka memang benar kamar hotel 420 itu tak ada di hotel tempat mereka bekerja. Alasannya bermacam-macam, ada yang mengatakan angka tersebut tak memberikan hoki.

Bahkan ada yang menyampaikan kalau kamar hotel 420 merupakan tanggal lahir Adolf Hitler yang bisa membawa sial. Namun, dari ke semua alasan tersebut tidak ada satu pun yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kebenerannya.

Hilangnya nomor 420 tak bisa dihilangkan dari kisah sekelompok remaja yang disebut dengan “The Waldos”.

Melansir dari Huffingtonpost.com, di sekitar tahun 1971, sekawanan anak muda tersebut hidup dan besar di Marin Country, California, Amerika Serikat. Mereka adalah Mark Gravitch, Dave Reddix, dan Steve Capper.

Pemilihan nama The Waldos sendiri muncul karena mereka memang suka nongkrong di samping tembok dekat San Rafael High School.

Di mana kamar 420? Sumber foto

Semenjak dibentuknya “The Waldos”, mereka tak pernah menunjukkan jati dirinya dan cenderung menutup-nutupi kehidupan pribadinya dari lingkungan sosial mereka. Agar tetap tersimpan rahasianya, mereka sempat menggunakan nama alias seperti Waldo Dave, Waldo Steve, dan Waldo Mark.

Suatu waktu, siswa sekolah menengah pertama yang tergabung dalam The Waldos ini mendengar kabar bahwa sekelompok pria terpaksa meninggalkan tanaman ganja di Point Reyes. Setelah mengetahui hal tersebut, The Waldos memutuskan untuk mencari dan menemukan padang rumput yang ditumbuhi ganja tersebut.

Maka, mereka berjanji bertemu setiap hari di Prancis Louis Pasteur pada pukul 4:20 untuk mencari tanaman ganja legendaris di dekat Point Reyes Coast Guard Station. Meski telah mencari keberadaan marijuana selama berminggu-minggu, namun mereka tak menemukannya juga.

Setelah kejadian itu, The Waldos menggunakan kode 420 untuk menyembunyikan pengguna marijuana dari orang tua atau pun guru mereka. Selain itu, kode 420 pun digunakan The Waldos untuk bertemu dan merokok bersama.

Baca juga: 7 hal yang tak boleh dilakukan saat bermalam di hotel

Sepeninggal anggota The Waldos, kaka Dave Waldo yang tergabung dalam group band The Grateful Dead memilih mempopulerkan kode 420 untuk mengkonsumsi ganja di kalangan para komunitasnya.

Kode 420 sudah menjadi kode universal yang digunakan untuk saling berkomunikasi dengan para pengguna ganja secara rahasia.

Pada 1990, sebelum melakukan konser, para anggota band menyebarkan pamflet yang berisi ajakan untuk ‘gitting’ (Red: keadaan tidak sadar atau high akibat menghisap daun ganja. Diambil dari kata ‘tinggi’ yang dibaca secara terbalikpada 20 April, jam 4.20 sore di Oakland.

Pada tahun 1994, kode 4:20 digunakan dalam film drama tentang kriminal pengguna narkoba, Pulp Fiction. Di dalam film tersebut, hampir setiap jam diatur dalam 4:20. Kemudian, dalam sebuah undang-undang medis tentang marijuana di California ditulis dalam aturan Bill State 420.

Di Indonesia sendiri, salah seorang musisi populer Indonesia yang tertangkap kasus penggunaan ganja, memiliki tato di tangan dengan tanda “420”.

Jadi, untuk menghindari kamar hotel 420 digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pengguna ganja, maka hotel-hotel di dunia memilih untuk menghilangkan kamar hotel 420.

Jika tak menghilangkannya, hotel-hotel tersebut lebih memilih menuliskan kamar dengan nomor 419+1 atau kalau pun terdapat kamar hotel 420, sudah dipastikan ruang kamar tersebut bukan smoking area.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU