Setelah ditutup selama tiga bulan jalur pendakian Gunung Semeru akhirnya kembali dibuka pada 4 April 2018 mendatang. Pengumuman ini telah dibagikan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada 29 Maret 2018 di website resmi mereka.
Bersamaan dengan pengumuman pembukaan jalur pendakian Semeru dalam Surat No.PG. /T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/3/2018 , Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru juga mengeluarkan dua aturan baru pendakian Gunung Semeru untuk para pendaki, yakni:
Dalam pengumuman ini pihak Balai Besar TNBTS tak menyertakan alasan mengapa pendaki dilarang mendaki hingga puncak. Yang jelas, beberapa kecelakaan memang sering terjadi di kawasan Puncak Mahameru. Kasus pendaki hilang, jatuh, bahkan meninggal karena terkena gas beracun.
Salah satu pendaki yang meninggal di atas Puncak Mahameru adalah seorang aktivis Indonesia Tionghoa bernama Soe Hok Gie. Kisah hidupnya banyak dicari orang bahkan dijadikan film dan buku.
Bagi para pendaki yang sudah merencanakan untuk mendaki Semeru diharapkan bisa mematuhi aturan baru dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (BB TNBTS), John Kennedie dilansir dari DetikTravel pada Minggu (1/4/2018) menekankan pada pendaki Gunung Semeru untuk mematuhi aturan baru ini untuk mendaki sampai Kalimati saja.
“Batas pendakian sampai Kalimati,” tegasnya.
Sebelumnya, jalur pendakian Gunung Semeru, Lumajang sudah ditutup total 1 Januari 2018. Tujuan penutupan itu sendiri untuk memulihkan ekosistem di jalur pendakian dan faktor cuaca yang makin memburuk yang dihawatirkan bisa membahayakan para pendaki.
Selain Gunung Semeru, beberapa gunung di Indonesia juga membuka jalur pendakian mereka. Mulai dari Rinjani, hingga Merbabu. Baca juga: Daftar Gunung yang Buka Awal April 2018, Sudah Siap Mendaki Lagi?