Orang Pertama yang Mendaki Gunung Semeru, Siapakah Dia?

Gunung Semeru menjadi salah satu gunung terpopuler di Indonesia. Kabarnya gunung ini sudah didaki sejak ratusan tahun lalu. Lalu, tahukan kalian siapa orang pertama yang mendaki Gunung Semeru?

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Menurut sebuah sejarah yang mencatat rekam jejak pendakian Gunung Semeru, tahun 1838 merupakan tahun pertama gunung ini didaki oleh manusia. Cukup mengagetkan, karena ternyata gunung tertinggi Jawa ini menyimpan pesona yang begitu besar hingga sudah sejak ratusan tahun lalu mulai didaki. Namun yang lebih mengejutkan lagi, orang pertama yang mendaki Gunung Semeru bukanlah orang Indonesia.

Orang pertama yang mendaki Gunung Semeru atau bisa dibilang pionir adalah orang berkebangsaaan Eropa. Ada di antaranya C.F. Clignett, seorang geologi asal Belanda yang mendaki ke Gunung Semeru pada tahun 1838.

Clignett mendaki dari arah barat daya dengan melewati jalur Widodaren. Widodaren sendiri merupakan salah satu gunung yang ada di komplek Semeru. Gunung Widodaren terakhir kali diketahui memiliki ketinggian sekitar 2.650 mdpl.

Baca juga : Fakta Pendakian Semeru yang Belum Banyak Orang Tahu

Setelah mendaki ke Gunung Semeru, C.F. Clignett mulai membuat tulisan yang berisikan tentang pendakiannya tersebut. Sehingga secara tidak langsung hal ini membuat nama Gunung Semeru mulai mendunia, terutama di Eropa pada sekitar tahun 1840-an.

Langkah C.F. Clignett sebagai orang pertama yang mendaki Gunung Semeru diikuti dengan beberapa orang Eropa lainnya

C.F.Clignett, orang pertama yang mendaki Gunung Semeru. Sumber

Orang kedua yang menyusul langkah C.F.Clignett  orang pertama yang mendaki Gunung Semeru adalah Franz Wilhem Junghuhn. Junghuhn mendaki Semeru melalui jalur Gunung Ayek-ayek, Gunung Inder-Inder dan Gunung Kepolo.

Junghuhn ini merupakan ahli botani yang sangat mungkin melakukan penelitian selama pendakian ke Gunung Semeru tersebut. Junghuhn juga menjadi salah satu orang yang cukup berkontribusi terkait tersebarnya informasi mengenai Semeru di Benua Eropa.

Baca juga : 9 Misteri yang Menyelimuti Gunung Semeru

Selanjutnya ada juga Dr. Wormster, seorang penulis berkebangsaan Eropa juga sempat mendaki ke Puncak Gunung Semeru pada tahun 1920-an.

Ia menulis tentang keindahan gunung-gunung di Jawa dan menerbitkannya di Belanda.

Bukunya yang berjudul Bergenweelde atau Kemewahan Gunung-Gunung salah satu yang menyimpan tulisan tentang keindahan gunung tertinggi di Jawa tersebut.

Ini adalah sedikit cuplikan tulisan Dr. Wormster mengenai keindahan Semeru, khususnya Ranu Kumbolo.

“Telaga birunya terbentang tanpa gerakan. Sekali-sekali seekor itik liar mengusik permukaan airnya yang licin, kalau dia menyelam dalam-dalam dan menghilang. Sampai jauh malam saya melihatnya berenang berkeliaran di telaga, dan sekali-sekali mendengar suaranya mengalun diatas air. Di seberang sana, batang-batang kayu besar telah roboh dan terendam didalam air. Berapa tahun sudah batang-batang ini membusuk di dalam air? Diantara dedaunan hijau yang lebat dari pepohonan yang tumbuh tinggi, yang menutupi lereng-lereng gunung di sekitar sini, angin malam berdesis. Sang Rembulan muncul. Setelah sinar matahari, yang dengan tajam menampakkan bentuk-bentuk dari hutan dan telaganya, sinar rembulan mengaburkan semua keadaan.Sekarang puncak-puncak pepohonan tidak bergerak dan nampak samar-samar dilangit yang cerah. Di atas punggung-punggung gunung kelap-kelip bintang bergelantungan. Di muka air telaga Sang Rembulan mulai memainkan sinar peraknya, menerangi bivak kami. Suatu malam tropik yang tenang mengendap diatas telaga gunung, yang sudah berabad-abad terlindung oleh dinding-dinding gunung, dan jarang sekali terganggu ketenangan tidurnya oleh kegaduhan manusia.”

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU